Senin, 22 Agustus 2011

Gulungan Kitab, Firman Tuhan dan Juru Selamat

By. Peter Colon
21 Agustus 2011
IMG




Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku. (Yoh. 5:39)
  Disimpan di Gedung Museum Rockefeller di Yerusalem terdapat sebuah dokumen yang aneh mengarah sebagai 4QMMT*. Itu adalah bagaian dari koleksi Gulungan Kitab Laut Mati. Dalam satu seksi dari text tersebut, seorang penulis jaman dahulu (mungkin seorang pendeta),
mengajak seseorang untuk belajar Firman dengan hati-hati. "(dan) kami telah menulis kepadamu bahwa kamu harus menguji buku-buku Musa, dan kata-kata dari para Nabi dan Daud."

  Ketika Yesus muncul di antara pengikutNya sesudah kebangkitanNya, Ia berkata, "Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur" (Luk. 24:44). Peringatan Tuhan itu dan yang ada di 4QMMT* memuji kelayakan dari Firman Tuhan.

  Gulungan Kitab Laut Mati berisi koleksi lama dari tulisan asli Perjanjian Lama. Sebelum penemuan mereka di tahun 1940an dan 1950an, dokumen Perjanjian Lama itu adalah Text Masoretic**  pada abad 9-11 A.D. Gulungan Kitab Laut Mati itu berusia ribuan tahun, mendahului Septuagint*** . Sejak original teks dari buku Alkitab tersedia, gulungan Kitab itu membantu ahli-ahli agama, jika dibandingkan saat ini teks Alkitab dengan penulisan kuno. Bagian dari analisis literal ini dinamakan kritisme tekstual.

  Di antara sobekan gulungan-gulungan itu kebanyakan adalah buku-buku yang di Perjanjian Baru sering diungkapkan: Ulangan, Yesaya dan Mazmur. Lebih dari itu gulungan-gulungan itu ditemukan di gua-gua, meyakini kepercayaan akan Firman Tuhan dan Yesus.

Hukum-Hukum Musa

  Ulangan adalah buku kelima dari 5 Buku Musa. Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan dikenali sebagai Taurat (Hukum). Rabi-rabi jaman dulu menganggap Ulangan sebagai Mishnah Torah, artinya "Pengulangan Taurat", karena meninjau ulang atau mengulangi hukum-hukum itu yang mana disebutkan sebelumnya di Keluaran, Imamat dan Bilangan.

  Satu dari nubuatan utama Ulangan adalah pasal 18:18-19, yang berbicara akan Mesias yang, seperti Musa, akan mendapat otoritas penuh dari Tuhan, Terjemahan Inggris dari Gulungan Kitab Laut Mati di teks berisi, "[I will raise up for them a prophet like you from among their brothers; I will put my words in] his mouth, and he will speak to them [all that I command him. And whoever does not listen to my words which] he will speak in my name, I [will hold] accountable." Sang penerjemah menggunakan tutupkurung untuk mengindikasikan susunan kata-kata atau ucapan yang rusak. Jelas tidak ada perbedaan antara teks kuno dan Alkitab modern.

  Di Kisah Para Rasul 3:22-23, Rasul Petrus mengutip nubuatan Ulangan di kotbahnya. Seorang profesor senior di Alkitab Eksposisi, Dr.Thomas Constable berkata di sela-sela Seminar Theology di Dallas,
Musa memprediksi bahwa Tuhan akan menyediakan nabi yang mirip dengan dia yang mana melalui dia lah Ia akan menyatakan kehendakNya diketahui oleh anak-anakNya. (Ul. 18:15-19; Im 23:29). Seiring waktu berlalu, orang Yahudi melihat bahwa nubuat ini mengarah ke satu nabi yang akan muncul dan mirip seperti Musa. Ia akan membebaskan dan menghakimi anak-anakNya. Maka orang percaya kepada 'Peter's Day' menganggap kalimat ini sebagai nubuatan mesias (Yoh. 1:21b, 25; 7:40). Petrus menguatkan pendapatnya bahwa Yesus  adalah Mesias dan menganjurkan para pembacanya untuk menerima Dia atau menghadapi kehancuran (ayat 23).

Para Nabi

  Gulungan kitab Yesaya menjelaskan sebuah contoh dari transmisi terjemahan yang akurat. Naskah luar biasa ini sebenarnya besar. Ditulis dalam 17 lembaran kulit perkamen, kira-kira 24 kaki panjangnya dan 11 inci lebarnya, dan memiliki 54 teks kolom. Dapat dibayangkan, Israel mempertimbangkan lembaran kulit perkamen tua ini sebagai harta nasional. Sejak 1965, copy dari lembaran itu dipajang di museum tempat suci Kitab di yerusalem.


  Kalimat yang sering dikutip di Perjanjian Baru adalah nubuatan dari Yesaya 52:13--53:12. Tidak ada yang meragukan kebenaran dari nubuatan tersebut menyinggung akan penderitaan Mesias.
Victor Buksbazen (1903-1974), eksekutif direktur pertama The Friends of ISrael Gospel Ministry, menulis di eksposisinya tentang Yesaya 53,
Umumnya, ada perbedaan kecil antara terjemahan Yahudi dan Kristiani akan kalimat Yesaya, diluar dari beberapa kata dari kepentingan sekunder. Meskipun demikian, ada perbedaan dalam dan mendasar di interpretasi teks. Selama beberapa abad, tradisi Yahudi kuno melihat Yesaya 53 sebagai potret dari pelayan Tuhan yang menderita, si Kristiani Mesias, merunut tradisi Yahudi kuno, tetap memelihara bahwa  Yesaya 53 berbicara akan Mesias. Konsekuensinya, mereka melihat itu sebagai sebuah nubuat yang luar biasa berkenaan dengan Yesus, Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. (Yoh. 1:29).

Mazmur

  Buku Mazmur adalah yang paling banyak dicopi dari semua buku-buku Alkitab yang ditemukan dalam Gulungan Kitab Laut Mati itu. Tampaknya, fakta ini menunjukkan pentingnya hal ini bagi tujuan liturgis dan studi. Kata Ibrani untuk 'mazmur' adalah tehillim, artinya "lagu pujian." Di Perjanjian Baru, hanya buku Yesaya lebih mendominasi dibandingkan Mazmur. Gulungan Mazmur adalah koleksi yang terbesar diantara dokumen-dokumen Laut Mati yang ditemukan di tahun 1956, dibuka di tahun 1961.

  Raja Daud menulis hampir semua Mazmur. Diantara koleksi ada teks yang menarik tentang Daud, ditemukan di 11QPs**** Psalter (Komposisi-Komposisi Daud), Daud seorang yang bijak dan terpelajar. Dan totalnya (dari mazmur dan lagu-lagunya/pujian) sebanyak 4050. Semua ini ia komposisikan melalui nubuatan dimana diberikan kepadanya dari Sang Maha Kuasa.

  Sejujurnya, Alkitab adalah naskah satu-satunya yang dinspirasikan oleh Tuhan dan bermanfaat (2 Tim. 3:16). Itu adalah pilihan Tuhan untuk menggerakkan penulis dengan Roh Kudusnya untuk menghasilkan Tulisan Alkitab: "Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah."

  Walaupun beberapa kerusakan karena ulat-ulat gua, pasal-pasal dan bagian-bagiannya yang dapat terbaca adalah sama dengan yang tertulis di terjemahan asli. Ini juga benar walaupun ditemukan gulungan-gulungan lain. "Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya."(2 Sam. 22:31)

  Firman Tuhan selamanya akan tetap ada, tetapi fokus utamanya seharusnya tidak diabaikan. Seorang pendeta Inggris G. Campbell Morgan (1863-1945) meletakkannya dengan cara: "Tidak ada kehidupan di Firman Allah, tetapi jika kita mengikuti kemana kita diarahkan, Firman itu akan membawa kita kepadaNya, dan kita menemukan kehidupan, bukan di Firmannya, tetapi di dalam Dia melalui Firman."
 supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah sekali murka-Nya menyala. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Nya! (Mazmur 2:12)

Tuhan Yesus Memberkati



*4QMMT (atau MMT), juga dikenal sebagai Surat halachic, adalah salah satu dari Gulungan Laut Mati yang ditemukan di Qumran di West Bank. Naskah ini terutama berkaitan dengan isu kemurnian aliran cairan, menjadi bahan perdebatan besar antara orang-orang Farisi dan Saduki dalam teks rabi.**berkenaan dengan kumpulan catatan kritis dan penjelasan tentang teks Ibrani dari Perjanjian Lama, yang disusun dari abad ke-7 hingga abad ke-10 Masehi dan secara tradisional diterima sebagai panduan tafsiran otoritatif, terutama dalam hal pengucapan dan tata bahasa.***terjemahan Yunani dari Perjanjian Lama yang diproduksi di Mesir di abad 3 dan 4 B.C.****bernama juga 11Q5, gulungan abad pertama A.D. ditemukan pada tahun 1956.

Sabtu, 20 Agustus 2011

Apakah Israel Penganut Apartheid?


By. Josua Sihotang
19 Agustus 2011


  Mantan Presiden US Jimmy Carter pernah berkata, "Tidak diragukan lagi, bahwa Israel menguasai tanah Palestina. Ini adalah satu contoh Apartheid." Hal ini kontradiktif dengan pernyataan dia yang memuji sikap Israel terhadap pengungsi-pengungsi Vietnam di tahun 1977. Berlawanan dengan itu, mari kita dengar komentar Kopral Eleanor Joseph, seorang gadis Kristen Arab yang menjadi pasukan penerjun payung Israel. Katanya, "Jika seseorang berkata pada saya bahwa IDF (Israel Defence Force) membunuhi orang-orang Arab, saya akan mengingatkan mereka bahwa orang Arab yang membunuhi orang Arab." Eleanor lahir di Haifa, walau demikian ia ingat bagaimana pasukan Hezbollah meluncurkan roket ke daerah Arab lainnya. Sebagai catatan, ia adalah wanita Arab pertama yang bergabung di militer Israel. Akan tetapi, bagaimana mungkin? Bukankah Israel dicap sebagai negara Apartheid?

  Dalam parlemen Knesset (cabang legislatif dari pemerintah Israel yang bertugas memilih Presiden dan Perdana Menteri, menyetujui kabinet, menyetujui undang-undang serta supervisi kinerja pemerintah) duduk anggota-anggota parlemen Israel yang berkebangsaan Arab sejak pemilihan pertama tahun 1940an. Hingga kini telah 63 orang Arab yang melayani di parlemen, bahkan ada yang menjadi pembicara Deputi. Ada juga seorang pemuda Ethiopia yang mengaku keturunan Yahudi dan meminta suaka ke Israel karena sikap Zionismenya. Sebut saja Shlomo Mula, besar di kampung Macha, daerah utara Ethiopia. Di bulan Februari 2008 ia dinobatkan menjadi orang Ethiopia kedua yang terpilih duduk di Knesset.

  Lain halnya dengan  Haneen Zoabi, wakil dari partai Balad. Dilantik di tahun 2009, ia menjadi wanita Arab Palestina pertama di Knesset. Walau demikian, ia menolak mengikuti protokol acara pelantikan dengan keluar ruangan sidang ketika lagu nasional Israel 'Hatikva' dikumandangkan. Ia menganggap bahwa Israel tidak mewakili dirinya sebagai seorang Arab Palestina. Dengan gelar Master of Art dari Hebrew University of Jerusalem, ia tidak mencerminkan seorang anggota parlemen Israel. Di tahun 2010, ia ikut berpartisipasi dalam aksi "Gaza Flotilla" dengan ikut bergabung bersama para aktivis dari manca negara di kapal 'Mari Marvara'. Ia dianggap sebagai penghianat oleh anggota parlemen lainnya. Ia mengecam keras aksi razia pasukan Israel terhadap kapal tersebut dengan sebutan 'Operasi Militer Bajak Laut'.

  Contoh-contoh di atas adalah sebagian sikap pemerintah Israel yang mengakui penuh keberadaan orang-orang Arab di Israel maupun di Gaza. Artinya, penduduk Arab (Arab Israel) punya hak untuk ambil bagian dalam pemerintahan, seperti pemilihan umum. Wanita-wanita Arab di Israel juga memiliki kebebasan penuh dibandingkan wanita-wanita di negara Arab lainnya. Mereka boleh memilih bajunya sendiri, boleh mengecam pendidikan hingga tingkat tinggi, boleh menjadi tentara, menjadi politikus, bahkan bebas bersuara walau melawan pemerintah. Orang-orang Palestina juga diijinkan untuk bekerja dan menerima penghasilan yang hampir sama dengan rekan-rekan Yahudi mereka.
Tap bagaimana mungkin. Bukankah Israel adalah negara Apartheid?

  Sesuai definisinya, Apartheid adalah sistem kebijakan dari pemisahan atau diskriminasi berdasar atas ras. Apartheid berlangsung di Afrika Selatan antara tahun 1948 hingga 1991. Melalui sistem ini, hak-hak keturunan asli kulit hitam Afrika Selatan dibatasi dan kekuasaan minoritas  kulit putih dipertahankan. Daerah pemukiman dipisah, bahkan kadang dengan cara paksa. Dari tahun 1970, orang kulit hitam tidak diberi kewarganegaraan penuh, dalam arti mereka tidak dapat mengikuti pemilihan umum. Pemerintah saat itu juga memisahkan pendidikan, perawatan medis, layanan publik lainnya, dan orang kulit hitam diberikan pelayanan yang rendah.
Apakah demikian yang terjadi di Israel??

  Di tahun 2007, pengungsi-pengungsi asal Sudan datang ke perbatasan Israel akibat konflik agama yang berkepanjangan. Sementara seluruh dunia menutup mata akan pembantaian di Darfour Sudan, pemimpin Hamas dan Hezbollah memuji Presiden Sudan (sebelum Sudan Selatan berdiri). Negara Israel yang kecil mengijinkan 25000 pengungsi-pengungsi asal Afrika (termasuk Sudan) untuk mencari suaka. Mayoritas adalah korban pembunuhan besar-besaran oleh muslim. Mereka tidak meminta suaka ke negara muslim tetangga, seperti Mesir atau Libya, karena justru di sana mereka mendapat perlakuan rasis dan bahkan juga dibunuh.
Sebagai bangsa yang selamat dari pembantaian besar-besaran, Israel berempati penuh disaat negara-negara lain diam. Jadi pemerintah Israel mengijinkan mereka masuk dan memohon kepada beberapa organisasi sosial lokal untuk membantu para pengungsi. Kemurahan hati di seluruh pelosok Israel, contohnya Carmel Shelter, dengan suka cita membantu.

  Sebenarnya, anak-anak yang lahir di Israel dari berbagai suku akan selalu menjadi bagian dari Israel. Kita contohkan saja apa yang terjadi di tahun 1977, ketika sebuah perahu yang dipenuhi pengungsi-pengungsi Vietnam ditemukan oleh kapal barang Israel. Keputusasaan dari pengungsi-pengungsi itu diabaikan oleh kapal-kapal lain, seperti kapal Jerman, Norwegia, Jepang, Panama. Tetapi orang Israel tidak ragu untuk mengangkut para pengungsi ke Israel dan mengesahkan mereka menjadi warga negara Israel.
Tapi...bagaimana mungkin? Muslim?Orang Asia Timur?Orang Afrika?
Bukankah Israel Negara Apartheid??

Kamis, 18 Agustus 2011

Mungkinkah Semenanjung Sinai Mesir Menjadi Kubu Al Qaeda Berikutnya?


17 Agustus 2011
Sumber  : TheBlaze



Pasukan Inteligent Mesir menahan beberapa militan di area Sinai kemarin, dan akan terus mengejar kantong-kantong Al Qaeda yang melakukan infiltrasi ke Peninsula setelah pasca revolusi Mesir (http://www.debka.com/article/21209/ ). Dapatkah itu menguap ke masalah yang besar di area Sinai sebagai aksi memerangi teror di seluruh dunia?

Berdasarkan konfirmasi CNN selama weekend kemarin, sumber-sumber di militer Mesir sedang menyiapkan satu operasi di daerah tandus Sinai untuk menghancurkan kantong-kantong Al Qaeda.
Lokasi Sinai yang menghubungkan Mesir ke Israel dan Gaza Strip bernilai strategis sebagai perencanaan dan pelaksanaan aksi teroris melawan Israel. Sebuah jalur pipa natural gas utama melalui Sinai telah dibom untuk kelima kalinya di tahun ini, dan penguasa-penguasa Mesir percaya bahwa pihak terkait Al Qaeda bertanggungjawab dalam hal ini.

Serangan Mesir dapat menjadi langkah awal dalam kampanye anti eksistensi ekstriimis yang merembes masuk Mesir dan sekitarnya, dengan konsekuensi untuk menyeimbangkan keamanan dengan negara-negara tetangga. Segera sesudah pasukan Mesir memasuki Sinai dalam misi anti terorisnya hari Senin yang lalu, Perdana Menteri Netanyahu memperingatkan publik bahwa Mesir cenderung kehilangan kontrol akan keberadaan teroris yang semakin bertambah di Peninsula. Media online Ha’aretz (http://www.haaretz.com/news/international/netanyahu-warns-egypt-losing-control-of-growing-terror-groups-in-sinai-1.364949 ) mengutip, PM Israel berkata bahwa kesulitan saat ini yang dialami Mesir berkenaan dengan daerah kekuasaannya serta hukum yang berlaku telah menciptakansatu lingkungan dimana:
Organisasi teror internasional sedang menyebarkan pengaruhnya di Sinai berkenaan dengan koneksi antara Sinai dan Gaza.
Sementara luas dan peran kemungkinan keberadaan Al Qaeda di Sinai semakin tak menentu, media melaporkan jumlah koneksi bermasalah selama tahun-tahun lalu. Contohnya, terdapat pelaksanaan operasi teroris yang telah lalu, termasuk penyerangan bom di resort Sinai bagian utara oleh Sharm El Sheikh yang membunuh 90 orang di tahun 2005.
Sebagai tambahan, Pasukan Islam, yang berasosiasi dengan grup teroris Al Qaeda, disinyalir beroperasi di Sinai. Grup itu dicurigai menyerang area saluran pipa natural gas tahun lalu, dan sebelumnya berencana melakukan serangkaian operasi penculikan terhadap Israel di area resort Sinai. Sebagai respon, pasukan Israel membunuh pemimpin Pasukan Islam tersebut di Gaza dengan serangan udara di bulan November lalu.

Mengingat kehadiran militer terdekat adalah Israel serta keinginan Mesir untuk terlibat teroris, akan terlihat hanya berupa skenario terburuk bahwa pos-Mubarak semenanjung Sinai suatu hari nanti bisa berubah menjadi tempat yang aman bagi Al Qaeda dan militan-militan lain semacam "Waziristan dari Mediterania, "atau" Yaman di Suez ". Sinai berbagi perbatasan dengan Israel serta Jalur Gaza, yang berarti Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan terus menutup mata pada peristiwa yang ada dan kemungkinan mengambil tindakan jika diperlukan untuk mencegah kehadiran Al Qaeda.
Tetapi seperti telah kita lihat di bagian dunia lain - Barat Laut Pakistan, Yaman, Somalia, dan daerah kecil dari Filipina dan Thailand - kelompok teror jihad tidak perlu angka besar atau dukungan dari sebuah negara untuk bertahan hidup dan plot serangan teroris sukses.

Sinai sangat luas dan kasar. Hanya beberapa ribu tentara Mesir telah ditugaskan untuk menjaga ketertiban dan melindungi pipa gas alam pasca revolusi yang menggulingkan Mubarak. Ada laporan bahwa teroris telah mundur ke kamp-kamp kecil di pegunungan wilayah tengah Sinai, yang dapat mencapai ketinggian lebih dari 8.000 kaki.
Pembasmian teroris ini akan menjadi misi yang sangat sulit bagi pasukan Mesir tanpa kekuatan udara. Yang lebih utama dari itu, ada populasi dari beberapa ratus ribu orang Badui di sepanjang semenanjung, yang bisa memberikan baik bantuan dan persembunyian kepada kelompok militan (http://www.liveleak.com/view?i=31e_1311619311 ). Menurut beberapa laporan, orang Badui sudah berperan aktif dalam transfer senjata di seluruh Sinai, dimaksudkan untuk mempersenjatai Gaza.

Penerus Bin Laden dan pemimpin Al Qaeda saat ini, Ayman al-Zawahiri, mengambil catatan pembuka bagi Al Qaeda diciptakan oleh Pergolakan Arab di Mesir dan sekitarnya. Dalam video yang dirilis di internet kemarin, Zawahiri menyerukan untuk para Jihadis di seluruh dunia, seperti yang diposting di Fox News:
"Di Tunisia dan Mesir, kesempatan untuk berkhotbah telah terbuka dan hanya Tuhan yang tahu sampai kapan kesempatan ini akan bertahan," katanya. "Oleh karena itu, Muslim dan mujahidin harus mengambil manfaat dan keuntungan dari mereka untuk mengungkapkan kebenaran."

Apakah Mesir terus berupaya untuk memperkuat teroris di Sinai atau tidak, AS dan Israel harus tetap menutup mata di semenanjung itu, kalau-kalau bergabung daftar terkenal dari tempat yang sebelumnya biasa-biasa saja yang sekarang berlabuh para jihadis dengan ambisi globalnya. Stabilitas di semenanjung Sinai mungkin seperti "burung kenari di tambang batubara" bagi keamanan Mesir, aspirasi demokratis, dan hubungan masa depan dengan negara Israel.

Kamis, 11 Agustus 2011

Kerajaan dan Kekuatan


By. Herb Hirt
10 Agustus 2011
IMG



   Nabi Daniel dulu tinggal dalam jaman huru hara. Dalam hidupnya ia melihat dan mengalami kehancuran kerajaan Yehuda di tangan Babylon dan kehancuran Babylon oleh Medo-Persia. Selama kehebohan ini. ketika kekuatan super saat itu saling berhadapan satu dengan yang lain, bersaing mengontrol Ancient Near East*, Tuhan menyatakan kepada Daniel bahwa semua dibawah kuasa Dia dan atas dasar rencanaNya bagi Israel dan bagi kedatangan Kerajaan Tuhan ke dunia.
  Selama abad ke-6 dan 7 B.C., kerajaan Yudea terperangkap dalam konflik antara 3 kerajaan besar: Asyur, Babylon dan Medo-Persia. Kerajaan Asyur, berbasis di Niniwe, menguasai Ancient Near East di jaman Tiglath-Pileser III pertengahan abad 8 B.C. Bangsa ini menaklukkan Samaria dan mengambil kerajaan utara Israel sebagai tahanan di tahun 722 B.C. Pada akhir abad berikutnya, Babylon pelan-pelan melanggar Asyur.
  Di tahun 609, koalisi pasukan Asyur dan Mesir berusaha mengendalikan orang Babylon di Karkemis, akan tetapi 4 tahun kemudian dibawah kendali Nebukadnezar, Babylon berhasil meraih kemenangan; dan Yehuda tunduk kepada kerajaan Babylon. Di tahun itu Nebukadnezar mengambil orang-orang Yudea sebagai tahanan termasuk Daniel. Nebukadnezar melakukannya lagi di tahun 597 sesudah Raja Yoyakim memberontak. Yoyakim mati di Babylon; penerusnya Yoyakhin ditahan (bersama dengan nabi Yehezkiel); dan Zedekia menjadi raja. Akhirnya, di tahun 586, sesudah Zedekia memberontak, Raja Nebukadnezar membakar Yerusalem, merusak Bait Allah dan membuang sisa bangsa-bangsa Yahudi. Sejak Babylon mengontrol kerajaan utara Israel, yang pernah dikuasai Asyur, saat itu justru jumlah golongan Yahudi mendominasi total penduduk.
  Kerajaan Babylon, walau penuh kegembiraan, akan tetapi bertahan hanya sebentar. 13 tahun kemudian sesudah kematian Nebukadnezar, koalisi Medes dan Persia dibawah Raja Persia Koresy menaklukkan Babylon dengan mengalihkan sungai Efrat dan menyerbu ke dalam kota melalui sungai pada 20 Oktober 539 B.C. Koresy kemudian memutuskan bahwa seluruh bangsa tawanan dibawah Babylon bisa kembali ke rumah. Demikianlah awal Kerajaan Persia menguasai dari India hingga Laut Mediterania lebih dari 200 tahun.
  Sehingga Daniel tinggal selama waktu kekacauan politik yang luar biasa, dengan tunduknya bangsa Yahudi ini kepada kekuatan yang lebih besar. Buku Daniel mengajarkan bahwa dunia tidak pernah di luar kendali Tuhan dan semua bangsa tunduk kepadaNya,

Buku Daniel

  Walaupun Alkitab menempatkan Daniel diantara Nabi-Nabi utama, Kitab Yahudi meletakkannya dengan Penulisan (Lihat notes lain "Daniel atau Denial"). Ini mungkin karena Daniel bekerja sebagai seorang Babylon dan kemudian sebagai offisial pemerintahan Persia, jadi buku tersebut ditempatkan antara Ester dan Ezra/Nehemia dengan tulisan-tulisan lain dari masa pasca pembuangan.
  Wahyu-wahyu Daniel merentang hampir 7 dekade dan menspesifikasi tahun-tahun kerajaan ketika ia menerima penglihatan. Buku tersebut ditulis dalam bahasa Ibrani (1:1--2:4a; 8:1--12:13) dan Aramik (2:4b--7:28), bahasa internasional sehari-hari, mengatakan pada kita bahwa Daniel menulis kepada bangsa Yahudi dan non Yahudi.
  Fungsi Daniel 1 sebagai introduksi. Daniel ditempatkan sebagai seorang buangan Yudea di Babylon. Karakter Daniel dan berkat-berkat Tuhan kepada dia dan teman-temannya karena kesetiaan mereka juga ditunjukkan.Pasal 2 hingga 7 adalah dalam bahasa Aramik, artinya pesan mereka ditujukan terutama untuk bangsa-bangsa non Yahudi.
  Pasal 2 dan 7 menyatakan 4 kerajaan-kerajaan non Yahudi dalam 2 bentuk, Di pasal 2 (mimpi Nebukadnezar), tiap kerajaan digambarkan sebagai satu tipe dari metal dalam sebuah image akan seorang laki-laki yang akhirnya dihancurkan oleh kedatangan Kerajaan Tuhan. Di pasal 7, 4 kerajaan itu dilukiskan sebagai 4 makhluk jahat. Firman Tuhan mengidentifikasi 3 kerajaan pertama sebagai Babylon (2:37), Medo-Persia (8:20), dan Yunani (ayat 21), dan yang keempat umumnya dikenali sebagai Kerajaan Roma--dimana cocok secara historis.
  Dengan jalan yang sama, kesepuluh jari kaki dari image itu di 2:41-43 berhubungan dengan 10 tanduk dari 4 makhluk jahat di 7:7, 24. Wahyu tambahan di 7:8, 24 adalah, sebuah tanduk kecil tumbuh tinggi di antara 10 tanduk yang mengutuk Tuhan. Allaha Maha Tinggi kemudian menghakimi  tanduk kecil itu melalui Anak Manusia, dan kerajaan itu diberikan kepada orang-orang kudus.
  Pasal 3 dan 6 berhubungan satu dengan yang lain dimana mereka mendemonstrasikan pemeliharaan Tuhan akan iman dibawah penguasa-penguasa non Yahudi ini. Pasal 3 adalah cerita terkenal dari Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dan cerita tentang perlindungan Tuhan  dari api panas ketika mereka menolak tunduk kepada Nebukadnezar. Dengan jalan yang sama, Tuhan melindungi Daniel (pasal 6) di kandang singa akibat pelanggarannya terhadap hukum Medes dan Persia. Kedua cerita itu tidak hanya menginstruksikan orang-orang pilihan Tuhan untuk setia kepadaNya walau berada dibawah kekuasaan non Yahudi, akan tetapi juga menyuruh penguasa-penguasa non Yahudi tunduk kepada Tuhan.
  Penolakan ini kemudian menjadi tema dari pasal 4 dan 5. Pasal 4 adalah deskripsi otobiografi Raja Nebukadnezar akan kekerasan hatinya terhadap Tuhan. Cerita itu mengisahkan harga diri Nebukadnezar dan kerendahan hatinya melalui 7 tahun masa kesukaran, ketika ia tinggal dalam pengasingan sebagai seekor binatang di belantara hingga ia mengakui bahwa kerajaan dan kekuatannya datang dari Tuhan.
  Pasal 5 menceritakan fitnahan Raja Belsyazar dan respon Tuhan ketika Belsyazar menggunakan perkakas suci dari Bait Suci Yerusalem dalam pesta minum-minumnya. Keduanya memeperingatkan penguasa-penguasa non Yahudi untuk mengenali kekuasaan yang menaungi Israel berasal dari Tuhan. Mereka harus menghormati Sang Maha Kuasa dan orang-orangNya, jika tidak mereka akan dihukum.
  Pasal 8 hingga 12 terdiri atas 3 visi, atau penggenapan, ditulis dalam bahasa Ibrani dan berkaitan dengan masa depan Israel dibawah 4 kerajaan non Yahudi. 3 fokus itu berlanjut pada penghakiman atau penderitaan di tangan non Yahudi hingga Kerajaan Tuhan datang. Pasal 8 ini adalah visi yang dinyatakan di tahun 551 B.C. di saat masa penindasan oleh Antiochus IV (Epiphanes), Raja Seleukia dari Kekaisaran Yunani, ketika ia mencemarkan Bait kedua yang akan dibangun di Yerusalem di tahun 167 B.C., sehingga memicu pemberontakan Maccabi**. Raja ini juga dilukiskan di visi ayat 21-35 pasal 11.
  Pasal 9 adalah respon Tuhan kepada Doa Daniel di 539-538 B.C. tentang ramalan Yeremia dimana orang Yahudi akan dibuang selama 70 tahun (Yer. 25:11-12;29:10). Daniel sadar bahwa saat itu adalah waktunya pembuangan Yahudi digenapi (609-539 B.C.).
  Tuhan menyatakan pada Daniel bahwa 70 kali 7 tahun dari penghakiman diputuskan bagi Yerusalem hingga semua bertobat. Di akhir tahun ke 483 dari tahun lamanya pembuangan Mesias disingkirkan (Dan. 9:26), meninggalkan satu minggu final (periode 7 tahun) dari penghakiman sebelum berakhir (ayat 24-27).
  Visi final yang terekam di pasal 10-12, diberikan di tahun 536-535 B.C. dan berkenaan dengan bangsa Israel di hari-hari terakhir (10:14). Pasal 11 menggambarkan konflik antara Seleukia dan Ptolemia selama waktu pemerintahan Kekaisaran Yunani dimana memuncak di  pengrusakan Antiochus Epiphane di Bait Allah (11:31). Akan tetapi Antiochus Epiphane dilukiskan sebagai satu tipe penguasa besar dan penguasa masa depan: si Antichrist, yang akan memuliakan dirinya di hadapan Tuhan. Buku Daniel berakhir dengan pengesahan kekuasaan Tuhan dan upah kebangkitan bagi mereka yang setia.
  Di dalam Buku Daniel terdapat satu pesan untuk Israel dan bangsa-bangsa non Yahudi. Untuk Israel, pesan itu adalah untuk tetap beriman kepada satu Tuhan daripada menderita dibawah kekuasaan non Yahudi selama menunggu Mesias Tuhan dan KerajaanNya. Bagi non Yahudi, pesan itu adalah untuk mengenali Tuhannya Israel sebagai Sang Maha Tinggi dan mengakui rencanaNya untuk Israel dan dunia. Tuhan layak dipuji dan disembah. Seperti Nebukadnezar akui, "Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaanNya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaanNya turun temurun" (4:34).

Tuhan Yesus Memberkati.



*Ancient Near East : peradaban awal di masa modern Timur Tengah: Mesopotamia (modern Irak dan Siria Timurlaut, Mesir kuno, Iran kuno (Elam, Media, Parthia and Persia, Anatolia (modern Turki) dan Levant (modern Siria, Lebanon, Israel/Palestina, Yordan, Cyprus, dan Crete).

**Maccabi : pasukan pemberontak Yahudi jaman dulu yang mengambil alih kontrol atas Yudea, dimana saat itu bagian dari Kekaisaran Seleukia.

Hidup Daniel


By. Herb Hirt
10 Agustus 2011
IMG



   Nabi Yahudi Daniel, lahir dalam lingkungan kaum bangsawan Judea, mungkin selama masa reformasi Raja Yosia (621 B.C.). Ketika masih anak-anak, ia memikul kematian tragis Yosia di tangan Firaun Neco (609 B.C.) dan penaklukan Mesir dari Yehoaikim.
  Di saat orang Babylon mengalahkan koalisi Mesir-Siria di Carchemish di tahun 605 B.C., Raja Nebukadnezar datang ke Yerusalem untuk memperoleh kesetiaan Yehoaikim dengan cara merampas martabat keturunan Yahudi, dimana Danieal adalah keturunan mereka juga (2 Raj. 23:28--24:1; Dan. 1:1-7). Ini adalah deportasi atau pembuangan Yudea pertama dari orang Babylon.
  Yang kedua terjadi di tahun 597 B.C., sesudah Yehoaikim memberontak tegadap Babylon. Nebukadnezar datang kembali dan menangkap Raja Yehoiaichin, menahan 10000 orang dan menempatkan Zedekia di tahta kerajaan Daud (2 Raj. 24:2-20).
  Ketika Raja Zedekia memberontak, Nebukadnezar berkunjung sekali ke Yerusalem (587-586 B.C.). Ia menangkap raja dan keluarganya, mengambil alih kota dan membakar Bait, serta membuang orang-orang ke Yudea, sehingga mengakhiri kekuasaan kerajaan Daud dari Yerusalem yang telah 400 tahun berkuasa (25:1-12).
  Dalam pembuangan, Daniel cepat berpengaruh di administrasi Nebukadnezar, bukan hanya karena kebijaksanaan dan keahlian dia, namun juga karena Tuhan memampukan dia untuk menyatakan arti dari mimpi-mimpi dan penglihatan itu mengenai orang-orang non Yahudi dan masa depan Israel (Dan. 1:20-21; 2:19-24). Apa yang dinyatakan kepada Daniel adalah kekuasan Tuhan terhadap Israel melalui empat kerajaan non Yahudi yang diawali Babylon hingga kedatangan Kerajaan Tuhan melalui manusia, yaitu Mesias.
  Di Babylon, Daniel melihat dan mengalami langsung penggenapan dari transisi pertama ini dari kerajaan-kerajaan tersebut hingga Medo-Persia menaklukkan kota itu pada 29 Oktober 539 B.C. (5:30-31). Daniel kemudian melayani orang-orang Persia di tahun-tahun akhir hidupnya (6:1-3,28), menerima visi terakhirnya dari Tuhan di tahun 535 B.C. (pasal 10-12).
  Mungkin di saat sebelum mati dalam pembuangan hampir 70 tahun, yaitu mendekati usia 90, Daniel menyusun memorinya dalam Buku Daniel.

Tuhan Yesus Memberkati

Rabu, 10 Agustus 2011

Daniel atau Denial?


By. Steve Herzig
9 Agustus 2011
IMG



  Walaupun text dari buku Daniel sama buat Kristiani dan Yahudi, perbedaan mendalam eksis dalam interpretasinya. Jika dimengerti secara harfiah dan historis, buku tersebut mudah dipahami. Jika tidak, kekuasaan Tuhan akan dunia hanya berupa dongeng belaka.

  Ceritanya simpel: Sekitar abad ke-6 B.C., Raja Nebukadnezar dan orang Babylon mengambil orang-orang Yahudi sebagai tahanan. Adalah seorang anak mudah bernama Daniel yang tetap teguh berdiri dan beriman kepada Tuhan ayahnya. Kemampuan yang diberikan Tuhan kepadanya untuk memberitahu dan menginterpretasi mimpi, ia gunakan bagi Nebukadnezar dan ia dipromosikan ke posisi tinggi dan berkuasa di pemerintahan. Ia berotoritas di seluruh kerajaan Babylon dan kemudian Persia.
  Daniel juga menerima visi kewahyuan dari Tuhan, memberi pengertian akan Mesias Israel, sejarah dunia dan Kerajaan seribu tahun yang akan datang.

  Sebagai Kristiani, kita menerima anggapan, melihat Daniel sebagai seorang nabi seperti Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel. Kita percaya buku tersebut adalah krusial untuk mengerti Yesus dan kedatanganNya yang kedua kali, dan kita melihat hal itu sebagai kunci pengertian akan buku Wahyu.

  Interpretasi Yahudi agak berbeda. Komentar yang diakui (Midrash) lebih penting daripada text itu sendiri. Karena porsi kewahyuan dari text tersebut diasosiasikan dengan ajaran Kristiani, interpreter Yahudi membuang implikasi kewahyuannya.: "Daniel dianggap sebagai seorang nabi di Qumran dan dimanapun di awal Yudaisme (Josephus, Antiquities 10.266-68), tetapi karena penggambaran lebih dahulu dari kebangkitan Kristus dan Kristen terlihat di Daniel oleh gereja mula-mula, tradisi kerabian ragu-ragu untuk meyakini visi Daniel.

  Penempatan Daniel di Alkitab Yahudi juga digunakan untuk menjustifikasi interpretasi non harfiah. Skript Yahudi dibagi menjadi 3 bagian: Taurat (Hukum), Neviyim (Nabi), dan Ketuvim (Penulisan). Ketuvim terdiri atas Mazmur, Kidung Agung, Ruth, Ester, Ezra, Nehemiah, 1 dan 2 Tawarikh dan Daniel. Kebanyakan Yahudi memandang penulisan itu kurang inspirasi dibandingkan Hukum atau atau Nabi-Nabi. Konsekuensinya, Ruth, Ester dan Daniel dianggap fiktif.

  Ahli-ahli Yahudi yang menganggap Daniel sebagai pewahyu percaya bahwa buku itu ditulis selama periode Maccabi, bukan di tahun 537 B.C., kira-kira 375 tahun lebih awal, yang dipercayai ahli-ahli evangelis. Pada tahun tersebut mustahil terjadi bagi Daniel untuk menulis buku tersebut dan meramal tentang Antiochus IV (Dan. 11:21-35) ke sejarah masa silam. Alkitab Pelajaran Yahudi bicara tentang penulis anonim.

  Dalam usaha untuk menjelaskan pengertian yang sulit dari text itu, pasal 1 hingga 6 dianggap "legenda" dari "perjalanan dari pahlawan Yahudi", padahal pasal 7 hingga 12 bicara tentang visi kewahyuan, "Wahyu dari kejadian-kejadian itu yang mengarah ke akhir perubahan besar dan sejarah transformasi."
Asumsinya terlihat seperti, Daniel berbuat bak seorang nabi; tetapi karena ia tidak dapat menjadi seorang nabi, isi dari buku harus dijelaskan dengan cara lain.

  Sebagai respon dari kurangnya pengetahuan dari inspirasi keilahian akan Firman, seorang wanita Yahudi bertanya, "Apa gunanya membaca Alkitab jika kitab itu sama dengan kitab lain?" Sebuah pertanyaan fair. Kefrustasiannya adalah dengan penolakan Yahudi akan keotentikan text.

  Firman Tuhan tidak terukur waktu dalam aplikasi personalnya. Itu karena: Firman yang datang dari Tuhan. Kita seharusnya membiarkan firman menyesuaikan kita dan kita harus sesuai dengan itu, bukan menyesuaikan text untuk menyesuaikan diri dengan kita.

Tuhan Yesus Memberkati

Selasa, 09 Agustus 2011

Hamas, Pembenci Israel

By. David Dolan
8 Agustus 2011
IMG



  Pergolakan Palestina pertama dimulai di bulan Desember 1987. Kekerasan meledak di Gaza Strip dan dengan cepat merebak ke bagian Arab dari Yerusalem, Yudea dan Samaria. Intensitas kerusuhan dan reaksi pasukan Israel secara instant menjadi liputan utama di seluruh dunia.

  Kota kecil Betlehem merayakan tradisional Natal tahun itu dan di saat bersamaan konflik menyebar dengan cepat. Ribuan pengunjung Kristiani yang sedang berlibur, bersamaan dengan beberapa orang Yahudi yang datang untuk merayakan Hanukkah, terjebak dalam keadaan bahaya. Kota tua bersejarah Yerusalem, menjadi terlarang bagi sebagian besar pengunjung ketika toko-toko Arab tutup untuk mengamati pemogokan umum berkepanjangan yang diperintahkan oleh Yasser Arafat.
  Namun itu bukan PLO Arafat yang memimpin pemberontakan, tetapi kelompok yang relatif baru yang disebut gerakan perlawanan Islam yang akronim dalam Arab yaitu Hamas. Dalam bahasa Semitic kuno, hamas artinya "kegiatan yang antusias"; akan tetapi dalam bahasa Ibrani adalah satu dari beberapa kata-kata yang menunjukkan animasi kekerasan, terutama penjarahan musuh yang takluk.
  Hamas sebenarnya hanyalah sebuah versi baru dari satu dari grup-grup politis Islam fundamental tua, Gerakan Muslim Brotherhood yang berbasis di Kairo, Mesir. Walaupun dilarang di Mesir selama beberapa dekade, Muslim Brotherhood masih dapat mengatur secara sembunyi-sembunyi. Hamas adalah ranting Palestina.
  Dua Muslim cleric terkemuka yang tinggal di Gaza Strip, Sheik Ahmed Yassin dan Muhammad Taha, adalah aktor dibalik pembentukan Hamas 1987, dan aksi pemberontakan melawan pasukan Israel yang berkuasa di Gaza Strip dan West Bank. Mereka berkata bahwa hanya gerakan Palestina yang berbasis Islam yang dapat sukses dalam pengusiran "Zionis" dari tanah Muslim Arab, dengan restu Allah.
  Arafat yang saat itu semakin menua terlihat menerima kehadiran pemeran baru dalam panggung politik Palestina itu. Meskipun begitu, ia takut jika gerakan ekstrimis akan berkembang populer dan berujung menentang otoritas politiknya juga kekuasaan Israel tentunya, dimana ia mengakui dirinya sebagai "bapak bangsa Palestina".

Merancang Cara

  Agustus 1988, Hamas berusaha menyamai PLO dengan cara mempublikasikan "piagam pendirian". Dokumen tersebut menggema dalam kerangka fundamental Muslim. Piagam itu menyerukan seluruh orang Palestina untuk bersiap menjadi shahids, atau martir, demi menghancurkan Israel dan menggantinya dengan satu negara Arab berbasis semata-mata pada ajaran Qur'an.
Di bawah ini beberapa pokok-pokok dari  piagam Hamas:
  • Artikel 6 jelas berbunyi bahwa misi utama grup adalah tidak lain dari penghancuran Israel dan menggantinya dengan negara fundamental Arab-Muslim. Dengan bangga Hamas akan "membentangkan bendera Allah di setiap sentimeter Palestina."
  • Artikel 7 mengutip satu dari anti Yahudi yang paling dikenal, pemusnahan total, ayat-ayat wahyu dariHadith, atau tradisi dari mulut ke mulut, yang serupa dengan Qur'an dalam iman Muslim: "Harinya akan datang ketika para Muslim akan berperang melawan Yahudi dan membunuh mereka, hingga Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, dimana batu dan pohon itu akan berseru kepada Muslim dan berkata, 'Oh Pelayan Allah, seorang Yahudi sedang bersembunyi di belakangku. Datang dan habisi ia!'
  • Artikel 11 melarang setiap negoisasi damai Palestina atau perjanjian dengan Israel: "Palestina adalah tanah Islam yang diserahkan untuk Muslim hingga akhir jaman. Mungkin saja itu tidak ditolak atau diakui semuanya atau sebagian.
  • Artikel 13 menegaskan, pernyataan tidak adanya "solusi bagi masalah Palestina kecuali melalui jihad."
  • Artikel 14 hingga 19 bersikeras bahwa para pendidik dan orangtua Muslim wajib menginstruksikan masa Palestina terutama anak-anak untuk berjihad.
  • Artikel 22 adalah yang paling mirip dengan gema Hitler untuk melebih-lebihkan kekuatan Israel internasional serta mengutuknya secara bersamaan. Isinya, "Musuh telah mengumpulkan kekayaan luar biasa dan berpengaruh, yang telah dimanfaatkan untuk menguasai media dunia, kantor berita, pers penyiaran stasiun, dll." Mereka terus mengklaim bahwa yahudi jahat berada 'di balik revolusi Perancis dan Komunis' dan telah mendirikan 'organisasi rahasia untuk menghancurkan masyarakat dan melayani kepentingan Zionisme.' Beberapa grup berkata mengikutsertakan 'Freemasons (aliran/golongan tersembunyi di Amerika), Rotary dan Lion's Club.'
  Seiring kebencian berlanjut, Piagam Hamas tidak secara serius menghiraukan para offisial Israel, yang diyakini gerakan  baru tidak akan berbahaya. Tentu saja, offisial dan komentator-komentator Timur Tengah beranggapan bahwa grup-grup Sunni Muslim yang jaringan klinik-klinik kesehatan dan sekolah-sekolahnya semakin berkembang adalah satu tanda melunaknya Hamas.
  Lebih dari itu, Hamas mengutip beberapa dari ajaran-ajaran anti Yahudi yang terdapat di Qur'an dan Hadith, dimana akan menjadi justifikasi pada akhirnya. Pembunuhan Presiden Anwar Sadat justru melanggar prinsip keramat Islam dengan berdamai dengan Zionis. Jika Arafat melakukan hal yang sama (yang mana kemudian ia lakukan juga, walaupun di atas kertas), ia akan menjadi makanan empuk mesin propaganda Hamas, dan memang demikian akhirnya.

Penggulingan Arafat

  Hamas sedikit bermasalah ketika membalikkan persetujuan Arafat di tahun 1993 dalam perjanjian perdamaian Oslo yang disponsori oleh Amerika dimana secara rahasia dinegoisasikan dengan offisial Israel di Norway. Hamas melakukan teror berseri terhadap bus-bus publik dan target-target sipil lainnya, yang diawali di bulan April 1994. Saat itu Benjamin Netanyahu adalah perdana menteri Israel di bulan Mei 1996, perjanjian tersebut tidak efektif berjalan meskipun Israel menyerahkan sebagian besar Gaza Strip dan beberapa kota Palestina di Yudea dan Samaria ke tangan Arafat.
  Lonceng final proses perdamaian berbunyi di Januari 2006 ketika Hamas berhasil menang dalam Pemilu Palestina--ironisnya berdasarkan persetujuan Oslo keberadaan grup teroris ditolak. Hamas kemudian merespon penarikan mundur Israel dari Gaza Strip di tahun 2005 dengan mementaskan kudeta mendadak di bulan Juni 2007 terhadap PLO-blok pasukan keamanan Otoritas Palestina yang ditempatkan di zona pesisir kecil.
  Apa yang akan datang kemudian adalah dugaan orang. Tetapi satu yang pasti: gerakan radikal Hamas--sekarang bergabung dan didukung oleh Shiah Iran, bergabung dengan gerakan Hesbollah Libanon, Suriah dan al-Qaida Osama bin Laden dan juga  grup-grup yang mirip dengan Arab Sunni Muslim serta yang agak mengejutkan bergabung dengan Fatah di bulan April thn ini--tidak akan segera lenyap. Artinya Israel tanpa pilihan lain akan terus berperang melawan penjarah-penjarah yang bekerja hari dan malam untuk menghapus bangsa Yahudi dari dunia.

Minggu, 07 Agustus 2011

Keyahudian Dari Bait Tuhan


By. Randall Price
6 Agustus 2011
IGM



Para pengunjung akan disambut ke dalam sebuah ruangan besar dengan meja-meja konferensi dan rak-rak buku yang terisi dengan buku-buku  Hukum Islam. Tergantung di salah satu dinding foto Yasser Arafat. Saya berada di sana untuk mewawancarai seorang Islam cleric untuk dokumentasi tentang "Haram". Ketika pertanyaan saya mengarah ke isu tentang Haram menjadi Bait Allah Yahudi, seorang grand mufti Palestina yang saya ajak interview, Ikrima Sabri, berubah menjadi gelisah. "Tidak ada Bait semacam itu di sini!" kata dia. Sebagai bukti, ia berargumen: "Apabila pernah ada sebuah bait eksis di Haram, Allah tidak akan memerintah untuk membangun sebuah Mesjid di sini." Lalu ia berkata, "Tidak ada satu batu pun ada  di seluruh kota ini membuktikan keberadaan Yahudi di Yerusalem.
  Pernyataan ia merefleksikan reivisi Palestina akan sejarah yang telah menjadi sejarah resmi bagi orang-orang Palestina. Di tiap sekolah cerita tersebut diajari pada semua tingkat dan dikotbahkan dari mimbar mesjid setiap jumat oleh muslim cleric. Bait Allah dan isu akan perombakan Bait tersebut menjadi dasar konflik Israel-Palestina.
  Banyak orang-orang Israel tidak secara serius memandang intensitas perasaan muslim terhadap prospek Bait Allah ketiga. Dari pemicuan akan mesjid al-Aqsa oleh turis 'Kristiani' di tahun 1969 hingga pembukaan akan pintu keluar ke terowongan Western Wall (dinding ratapan) di tahun 1995 hingga rekonstruksi dari tempat berjalan atau gang menuju Mughrabi Gate di tahun 2006 hingga rekonstruksi dari Sinagoge Hurva  di Jewish Quarter tahun lalu, para penguasa Islam menginterpretasi setiap aksi (Haram al-Sharif) sebagai satu usaha yang disengaja untuk menghancurkan tempat kudus Muslim dan membangun Bait Yahudi.
  Banyak rupa hasil dari aksi Muslim propaganda ini yang menolak keberadaan Bait kuno tersebut dimana orang-orang barat meragukan sejarah Bait tersebut, demikian juga argumen akan lokasi di mana Islam Haram terletak.

Apa yang tertulis di Alkitab

  Alkitab menyimpan secara samar eksistensi sejarah dan lokasi topografi dari dua Bait Yahudi dimana, melalui sejarah Yahudi, telah diletakkan di atas Bukit Muria (Mount Moriah). Lokasi tersebut diawali ketika Tuhan memerintahkan Abraham untuk mengorbankan anaknya Ishak di atas sebuah bukit di tanah Muria (Kej.22:2).
  Kemudian Tuhan mengesahkan bangsa Israel di tanah Israel (2 Sam.7:10) dan berkata kepada Raja Daud,"Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya."  Tuhan menegaskan pilihanNya akan letak Bait tersebut ketika Ia memerintah Daud untuk membiayai mezbah di tempat pengirikan Ornan orang Yebus dan mendirikan altar untuk mempersembahkan korban bakaran (1 Taw.21:18-29). Daud mendeklarasikan, "Lalu berkatalah Daud: "Di sinilah rumah TUHAN, Allah kita, dan di sinilah mezbah untuk korban bakaran orang Israel" (22:1).
  Tempat tersebut adalah Bukit Muria: "Salomo mulai mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria, di mana TUHAN menampakkan diri kepada Daud, ayahnya, di tempat yang ditetapkan Daud, yakni di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu" (2 Taw.3:1).
  Ketika orang-orang Yahudi kembali ke Yerusalem dari Babylon dibawah maklumat Raja Koresy (36:22-23), mereka membangun  Bait kedua tepat di mana Bait pertama dibangun: "Biarkanlah pekerjaan membangun rumah Allah itu. Bupati dan para tua-tua orang Yahudi boleh membangun rumah Allah itu di tempatnya yang semula" (Ezra 6:7). Mereka mewajibkan untuk membangunnya "di tempat semula", artinya di pondasi awal dibangun (2:68). Secara theologis, kemungkinan saat itu tidak ada lokasi lain untuk Bait kedua dibandingkan yang pertama disucikan oleh keesaan Tuhan.
  Dedikasi Bait pertama, Kemuliaan Tuhan (Shekinah) mengisi Bait dari Kudus Dari Segala Yang Kudus (1 Raja2 8:10-12), membuat Bait Allah tinggal selamanya (ayat 13). Jadi, Tuhan menunjukkan nabi Yehezkiel bahwa kemuliaan ini, dimana telah hilang sebelum penghancuran dari Bait pertama, akan kembali seperti bagaimana kemuliaan tersebut pergi menghilang (Yeh.9:3; 10:4; 18-19; 11:22-23; 43:1-7). Konsekuensinya, daerah Bait itu harus tetap tidak berubah hingga final restorasi Israel di tanah mereka, di saat kehadiran Tuhan akan tinggal di dalam Bait selamanya (37:22-28).

Apa kata para Arkeolog

  Penggalian para arkeolog juga dengan sepakat mengkonfirmasi bahwa Haram berada di Bukit Moria dan pernah sekali dibangun Bait Yahudi. Walaupun abad ke-10 B.C. (sebelum Kristus lahir), Kerajaan Daud dan Salomo diperselisihkan, saat ini penemuan arkeolog menguatkan keotentikan sejarah mereka. Di Khirbet Qeiyafa, kota provinsi di region Elah Valley, arkeolog membongkar kubu pertahanan impresif dari periode ini. Sebagai tambahan, sebuah Ostracon (pecahan prasasti yang terbuat dari tanah) di Ibrani dari periode yang sama telah ditemukan di salah satu bangunan. Hal itu menyatakan sebuah tingkatan dari kultur tertulis yang secara tidak langsung menyatakan eksistensi dari penyimpanan dokumen-dokumennya. Daerah tersebut mungkin  dulunya sebuah pusat administrasi yang sekarang bernama Netaim sebab kedekatannya dengan daerah berdasarkan Alkitab dari Gedera (1 Taw.4:23).
  Arkeolog juga telah membongkar kota kuno Daud, yang dulu menggunakan kubu pertahanan dan sistem pengairan orang Kanaan dan Yebus. Di daerah selatan Yerusalem, dekat lembah Kidron, penggalian-penggalian telah menyatakan sebuah masif struktur batu bertingkat dari abad ke-13 B.C. di atas  dimana Daud memulai membangun kotanya (Lihat 2 Sam.5:9). Mungkin itu tembok bertahan, dinding penopang dari Benteng Sion, sejak penemuan akhir dari bangunan-bangunan monumental di atas diinterpretasikan sebagai istana Daud. Daerah tersebut adalah perpanjangan bertingkat dari pegunungan di atas istana ini (Ophel) dimana  Bukit Moria terletak dan Bait pertama dibangun Raja Salomo, keturunan Daud.
  Di tahun 2010 sebuah dinding kota dengan rumah gerbang yang dibuat akhir abad 10 B.C. juga telah ditemukan di Ophel. Hal itu menunjukkan bahwa keahlian teknik sudah eksis sejak dahulu di kota itu. Prasasti  terpisah di Ibrani kuno di dalam satu dari beberapa buli-buli besar yang ditemukan dari penggalian di area komplek penggalian mengindikasikan bahwa itu milik pejabat tinggi pemerintah. Cetakan-cetakan segel  juga berhubungan dengan suasana kerajaan. Penemuan ini cocok dengan dokumen alkitabiah dari konstruksi kerajaan yang saat itu memperkerjakan arsitek-arsitek Phoenic (orang-orang jaman dahulu di tanah Kanaan) dan ahli teknik untuk membangun Bait pertama (1 Raj.7:13-14).
  Dalam Alkitab tertulis, Salomo "menyelesaikan pembangunan rumahnya sendiri, dan rumah Tuhan, dan dinding sekeliling Yerusalem" (3:1). Berdasarkan Eilat Mazar, arkeolog yang menggali area tersebut, dinding tersebut mungkin menghubungkan dengan kota Daud dan "terlihat seirama dengan deskripsi dalam Alkitab tentang Raja Salomo membangun garis benteng pertahanan sekeliling konstruksi saat ini (Yerusalem), dimana mengartikan bait itu dan istana kerajaan raja Salomo.
  Biji-biji dari bullae tanah liat (segel kecil dicap dengan nama pengirim dan dilampirkan untuk dokumentasi) ditemukan di dalam sebuah ruangan di kota Daud yang telah terbakar ketika orang-orang Babylon menghancurkan Bait pertama di tahun 586 B.C. Banyak nama-nama dalam buku-buku Yeremia dan Tawarikh ditemukan, termasuk Azarya anak dari Hilkiah yang adalah famili dari imam-imam di periode Bait pertama (1 Taw.9:11).
  Saksi bisu dari Bait kuno adalah Western Wall (dinding ratapan), sebuah  bagian yang masih ada dari dinding Bait kedua yang ke arahnya orang-orang Yahudi berdoa. Dinding ini memanjang 50 kaki di atas plaza modern, tapi juga 50 kaki kebawahnya. Pengunjung dapat berjalan sepanjang paling tidak 1000 kaki dari dinding ini melalui terowongan Western Wall.
  Sebagai tambahan, terdapat Lengkungan Robinson. Dari tahun 1968 hingga 1978 arkeolog Israel Benjamin Mazar menggali banyak struktur yang berhubungan dengan Bait kedua, termasuk tangga rumah yang dikenal dengan nama Lengkungan Robingson, digunakan oleh para imam untuk memasuki Bait. Struktur monumental ini mulai digunakan di kolam Siloam di lembah Kidron dan membawa orang Yahudi (termasuk Yesus dan murid-muridNya) naik melalui Gerbang Huldah dan masuk ke Bait Allah, demikian juga miqva'ot (kolam ritual pembabtisan) yang digunakan oleh Yahudi untuk menyucikan diri sebelum masuk ke halaman Bait.
  Dari tahun 1996 sampai 1998 Ronny Reich menggali di area ini. Penemuannya termasuk sebuah garus jalan kuno dengan toko-toko, dimana orang-orang Yahudi membeli hewan-hewan korban untuk Bait; jejak Lengkungan Robinson; lebih banyak miqva'ot; dan sebuah batu pahatan yang menginstruksikan para imam di mana harus berdiri, meniup trumpet sebagai signal dimulainya Sabat.
  Juga terletak di jalan kuno ini berton-ton batu-batu bangunan dari area Western dari komplek Bait. Mereka dulu dibuang ke bawah dari atas oleh prajurit Roma ketika penyerangan mereka di Bait Allah di tahun ke-9 Av di tahun A.D. 70 (tahun 70 sesudah Kristus). Batu-batu ini  dengan jelas adalah saksi dari penghancuran Bait Allah seperti yang Yesus sebelumnya katakan (Lukas 21:20-24).
  Dalam konteks dari struktur arsitek ini ditemukan kekayaan artifak yang mendemonstrasikan kehidupan sehari-hari orang Yahudi di sekitar Bait. Bukti arkeolog dalam jumlah besar  memverifikasi eksistensi dari Bait Yahudi dan lamanya orang-orang Yahudi tinggal di Yerusalem dan di Bait Allah. Ironisnya, jaman dahulu, turis diberi beberapa dari bukti-bukti ini oleh (siapa lagi) penguasa Muslim.

Apa yang terjadi?

  Cita-cita Islam untuk mendominasi region itu dan menempatkan sebuah ibukota Palestina di Yerusalem telah menuntut penulisan kembali fakta-fakta sejarah (rewriting the facts). Islam harus menghancurkan klaim Yahudi terhadap Yerusalem dan tempat-tempat suci Muslim. Jika orang Palestina mendukung klaim Yahudi, disaat permohonan Israel selama negoisasi perdamaian, akan serupa dengan pendurhakaan dan akan dihukum mati di seluruh dunia Islam.
  Oleh sebab itu, hal itu tidak dapat dipahami seandainya orang Palestina berkompromi akan tuntutan mereka untuk menguasai secara total seluruh Yerusalem atau mengakui eksistensi dari Bait Yahudi. Hal itu tetap untuk mereka yang tahu fakta-faktanya untuk mengatakan kebenaran dan berdiri mendukung 'State of Israel' dalam perang propaganda ini, yang mana lebih jahat dan mematikan daripada senjata di tangan seorang laki-laki.