Sabtu, 07 April 2012

Bagaimana Memiliki Iman

By. Randall Price
6 April 2012
IMG




Apakah itu Iman? Bagaimana anda tahu anda memilikinya? Akankah terjadi apa yang anda harapkan?

Orang melatih imannya setiap hari tanpa menyadarinya. Mereka pergi ke dokter, menerima preskripsi yang tak dapat dimengerti, dan mengambil resep obat yang hanya sedikit diketahui. Bahkan, kebanyakan orang melakukannya tanpa menguji kredensi dokter, bertanya validitas preskripsi atau menginvestigasi efek-efek dari obat. Mereka dapat membunuh diri sendiri, akan tetapi tak terpikirkan kemudian. Mereka hanya percaya bahwa para dokter tahu apa yang mereka lakukan dan obat akan menolong. Inilah Iman!

Meskipun demikian iman yang demikian tidak sesuai ketika menemui keputusan besar dalam hidup: kemana harus melanjutkan studi, karir apa yang dikejar, siapa yang harus dinikahi... Hal-hal ini bukanlah yang diterima begitu saja. Mereka mempelajari keuntungan-keuntungan dari tempat studi, menyiapkan karir dan berpikir panjang dan keras tentang menghabiskan hidup bersama seseorang.

Satu dari kebanyakan keputusan penting yang kita buat akan terjadi di mana kita akan hidup kekal. Namun masih banyak orang tidak pernah bertanya akan iman mereka atau mengevaluasi apa yang mereka percayai. Akan tetapi, jika kita siap untuk membuat keputusan-keputusan secara iman -- keputusan hidup atau mati -- berhubungan dengan waktu dan kekekalan, kita seharusnya yakin dan mengerti iman semacam apa yang Tuhan terima.

Di Perjanjian Baru dijelaskan iman dalam Ibrani 11:1: "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat". Iman adalah, yang terutama, sebuah pengertian bahwa apa yang kita percayai adalah nyata dan bukan ilusi, mimpi atau trik.
Itu sebabnya, melalui Perjanjian Baru, para penulisnya menantang orang untuk menguji bukti dari kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus. Lukas berkata  pada awal kitab Lukas, "Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. (Lukas 1:3-4).


Iman yang nyata adalah iman di dalam segala hal. Dimengerti bahwa yang dilakukan Yesus adalah fakta sejarah, bukan fiksi. Tapi iman alkitabiah adalah lebih dari itu. Ibrani 11:1 menamakannya "substansi atau hakekat". Iman adalah substansi. Itu menunjuk kepada realitas dari sebuah jaminan yang terletak secara aman di dalamnya dari apa yang kita harapkan. Suatu keyakinan dimana fakta-fakta sejarah bukan semata-mata benar secara duniawi seperti yang kita pelajari di sekolah; fakta-fakta itu adalah benar yang Tuhan sudah nyatakan sehingga kita dapat mengenalNya secara pribadi.

Akan tetapi iman yang nyata lebih lagi. Tidak semata-mata diketahui -- bahkan diyakini -- bahwa sesuatu adalah benar; tetapi juga menyertakan penerimaannya adalah benar untuk anda. Bukan untuk gereja, bukan untuk pendeta, bukan untuk orang tua anda, bukan untuk teman anda, tetapi untuk anda.

Di pertengahan tahun 1900an, seorang daredevil (berani mati) terkenal Charles Blondin mempertunjukkan sebuah sensasi kepada para penonton dengan cara berjalan di atas tegangan tali yang digantung di atas derasnya Air Terjun Niagara, dengan menggendong seseorang di pundaknya. Suatu hari, ketika ia mau memulai aksinya, ia bertanya kepada seseorang di antara penonton apakah orang itu percaya Blondin akan sukses.

"YA," katanya. "Anda akan dapat melakukannya!" Blondin kemudian bertanya kepadanya apakah ia sangat yakin akan kemampuan Blondin. "YA, Saya sangat yakin anda dapat melakukannya!"
"Bagus," kata Blondin, "karena orang yang seharusnya saya gendong tidak datang hari ini, dan saya butuh anda naik di pundak saya."
Sekarang baru terlihat orang itu takut menghadapi imannya. Ia berkata ia percaya, akan tetapi apakah ia yakin meletakkan resiko dalam hidupnya?

Anda lihat, iman bukanlah iman hingga hal itu anda alami atau anda pikul langsung. Iman kita hanya terjadi di saat iman ditempatkan. Itu sebabnya mengapa kita harus memastikan  iman ditempatkan di dalam sesuatu yang berguna untuk kita yang telah dijanjikan. Bagaimanapun anda begitu percaya dengan orang tuan anda, agama anda, gereja anda, pemimpin agama anda atau pendeta anda, tidak satupun dari mereka dapat memberi anda hidup yang kekal ketika anda mati. Mereka mungkin menolong anda saat ini, tapi mereka tidak menolong anda sesudahnya, karena mereka juga harus meninggalkan dunia. Masalahnya bukan pada apa yang ingin mereka bantu, tetapi karena mereka tak punya kuasa.

Satu-satunya yang dapat menolong anda adalah Tuhan sendiri yang datang ke dunia sebagai manusia untuk mati menggantikan tempat anda dan membayar penalti untuk dosa-dosa anda. Ia membuktikan diriNya memiliki kuasa untuk memberi anda hidup sesudah kematian karena Ia sendiri mengalahkan maut dan hidup selamanya. Ia melakukan apa yang Tuhan janjikan terjadi; dan kini Ia dapat melakukannya untuk anda apa yang Ia janjikan: hidup yang kekal...jika anda mempercayainya.

Beberapa orang berkata, "Saya tidak tahu jika saya dapat melakukannya. Iman saya tidak cukup kuat." Inilah jawabannya dengan sebuah cerita pendek.

Seorang anak laki-laki menunggu sekian lama akan hari pertama musim dingin sehingga ia dapat bermain ice skatting. Kini salju turun dengan derasnya, ia berlari-lari ke arah tanah landai tertutup timbunan salju ke arah danau yang mengkilap yang baru mengeras menjadi es. Dengan yakin, ia lari di atas es tersebut. Akan tetapi, hanya beberapa langkah tiba-tiba es menjadi pecah dan ia jatuh hingga sebatas pinggang. Apa yang salah? Ia sungguh percaya es itu akan dapat menahannya. Masalahnya tentu saja bukan dengan imannya, tetapi obyek dari imannya.
Beberapa hari kemudian ia kembali ke danau itu akibat desakan kawan-kawannya. Kali ini ia takut untuk percaya akan dirinya sendiri. Ia enggan mengambil resiko, gelisah dan menggigil ketakutan. Tahukah anda? Meskipun imannya bimbang, es di danau itu dapat menopangnya.


Anda lihat, itu bukan kekuatan dari iman kita yang penting akan tetapi kekuatan dari 'terhadap apa iman ditempatkan'. Iman yang lemah dapat saja menerima seorang Penyelamat yang kuat, dimana pengampunan tidak tergantung pada kekuatan kita namun pada Dia.

Sudahkah anda mempercayakan hidup anda pada Tuhan Yesus, yang memegang anda selamanya? Melakukannya, anda harus meninggalkan segala sesuatu yang anda percayai dan mempercayakannya di dalam Dia. Iman dalam Kristus bukan iman yang sementara, Ia memegang tangan anda selamanya hingga kekekalan.

Tuhan Yesus Memberkati