Minggu, 25 Maret 2012

Antisemitis di Eropa


24 Maret 2012
by Josua Sihotang

Pemimpin Israel, Selasa 20 Maret 2012 lalu
mengecam diplomat tinggi Uni Eropa karena menghubungkan serangan penembakan di sebuah sekolah Yahudi di Toulouse Perancis minggu lalu dengan serangan militer Israel yang membunuh anak-anak Palestina.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton kemudian mengatakan komentarnya itu "sangat terdistorsi."

Di tengah konferensi bagi pengungsi pemuda Palestina, Ashton berbicara tentang anak-anak tewas "dalam segala macam situasi mengerikan," termasuk penembakan di Toulouse, Prancis, dan peristiwa "terjadi di Gaza."
Dalam klarifikasinya, Ashton mengatakan komentarnya mengarah ke "tragedi mengambil kehidupan anak-anak dan di seluruh dunia dan tidak ada paralel apapun antara keadaan serangan Toulouse dan situasi di Gaza."

Seperti yang diketahui, seorang extrimis Islam yang membunuh 7 orang dalam usahanya "bring France to its knees" mati hari kamis tanggal 22 maret 2012 kemarin setelah baku tembak ia melarikan diri dan melompat melalui jendelanya, senjata di tangan, demikian dilaporkan.
Menteri Dalam Negeri Claude Gueant mengatakan, tersangka, Mohamed Merah, yang mengklaim berhubungan dengan al-Qaeda, ditemukan bersembunyi di kamar mandi setelah polisi memasuki apartemennya Kamis pagi untuk mengakhiri kebuntuan selama 32-jam. Kejadian di Toulouse Perancis ini mengakibatkan polisi dan tersangka terlibat baku tembak sebelum Merah meninggal, dua polisi menjadi korban luka.

Pihak berwenang mengatakan Merah, warga negara Perancis keturunan Aljazair, mendukung bentuk radikal Islam dan telah berkunjung ke Afghanistan dan kubu militan Pakistan Waziristan, di mana ia mengaku telah menerima pelatihan dari al-Qaeda.

Polisi mengatakan, dalam jam-jam berunding Rabu ketika kebuntuan yang pertama dimulai, Merah mengaku menjadi bangga membunuh seorang rabi, tiga anak-anak Yahudi dan tiga pasukan payung Prancis di tiga serangan penembakan sepeda motor yang terpisah. Mereka diyakini sebagai pembunuhan pertama terinspirasi oleh motif radikal Islam di Perancis dalam lebih dari satu dekade.

Merah mengatakan kepada negosiator ia membunuh seorang rabi dan tiga anak muda di sebuah sekolah Yahudi pada hari Senin dan tiga pasukan payung Prancis sebelumnya, sebagai tindakan pembalasan kematian anak-anak Palestina dan memprotes keterlibatan tentara Perancis di Afghanistan, serta larangan pemerintah memakai cadar di area publik sejak tahun lalu.


Bertambahnya Jumlah Anti Semitis Di Eropa

Terkait kejadian di atas, pada pertengahan bulan Maret 2012 ini Liga Anti-Penistaan atau Anti Defamation League (ADL) melakukan penelitian pemberian suara (polling) di 10 negara-negara Eropa. Ditemukan angka anti-Semitis naik secara mengejutkan. Survei yang dilakukan, dimana mengambil sampel dari 5000 orang dewasa (500 orang dari setiap negara) dipandang dari isu-isu yang berbeda, menemukan bahwa sebagian besar orang Eropa mendukung pandangan-pandangan klasik anti-Semitis. ADL melaporkan bahwa pandangan-pandangan ini juga termasuk suatu kepercayaan dimana Yahudi memiliki terlalu besar pengaruh dalam dunia bisnis dan lebih loyal terhadap kampung halaman Israel daripada negara yang ditinggali. Disamping itu, polling menunjukkan banyaknya responden yang percaya bahwa Yahudi banyak mengumbar bicara tentang apa yang terjadi selama Holocaust.


Sebuah report "Attitudes Toward Jews in Ten Eropean Countries", hasilnya, dimana diambil pada tanggal 2-31 Januari 2012, dapat terlihat jelas. Berdasarkan ADL, kepercayaan anti-Semitis ini didapat 1/3 dari jumlah responden. Negara-negara tersebut dalam studi banding ini adalah:  Austria, Perancis, Jerman, Hungaria, Italia, Belanda, Norwegia, Polandia, Spanyol dan Inggris. Hasil polling pertanyaan "Yahudi lebih loyal kepada Israel daripada negara yang didiami" dapat dilihat di Gambar.1




Di antara responden di Hungaria, 73% menjawab bahwa hal itu 'mungkin benar' bahwa Yahudi punya pengaruh besar di dunia bisnis. Proporsi untuk Spanyol sebesar 60%. Sementara indikator ini menurun di sejumlah negara, namun justru tambah naik di Inggris (20% di 2012 vs 15% di 2009) dan meningkat sedikit di Jerman (22% di 2012 vs 21% di 2009). (Lihat Gambar.2.




Terdapat juga hasil lain yang menarik ketika setiap individu ditanya mengenai apakah Yahudi memiliki pengaruh besar di market-market finansial secara internasional. Didapat, 75% responden dari Hungaria menilai bahwa ini 'mungkin benar' demikian juga 67% orang Spanyol. Angka terendah adalah Belanda (17%). (Lihat Gambar.3 (Gbr.3))



Survei tersebut kenyataannya cukup menggelisahkan dimana anti-Semitis tetap berada pada level tinggi di seluruh benua dan menginfeksi banyak orang Eropa pada tingkat yang jauh lebih tinggi dari yang dapat dilihat di Amerika Serikat," jelas Abraham H. Foxman, Direktur Nasional ADL. "Di Hungaria, Spanyol dan Polandia angka untuk sikap-sikap anti-Semitis secara harfiah di luar grafik dan menuntut tanggapan serius dari para pemimpin politik, sipil dan agama."

Jajak pendapat memiliki margin of error + / - 4,43 dan + / -, 4,85 tergantung pada setiap negara. Selengkapnya dapat dibaca di sini http://www.adl.org/Anti_semitism/adl_anti-semitism_presentation_february_2012.pdf .

Kamis, 22 Maret 2012

Dampak Revolusi Mesir Bagi Minoritas


By. Josua Sihotang
21 Maret 2012



  Telah memasuki tahun kedua ketika tuntutan Revolusi di Mesir mulai berkumandang. Revolusi yang biasa dikenal "Arab Spring" merambah ke seluruh negara-negara Arab bahkan negara-negara mayoritas Muslim. Dari Maroko hingga Mesir, dari Yaman hingga Siria. Ribuan orang telah menjadi korban, belum lagi korban material yang tak terhitung nilainya. Ketika kekosongan kepemimpinan ini terjadi suatu bangsa akan mengalami masa transisi menuju suatu bentuk pemerintahan yang (mungkin) baru. Bangsa Indonesia juga telah mengalami masa-masa suram ketika Revolusi 1965 terjadi. Demonstrasi rakyat di jalan-jalan akibat krisis ekonomi dan ketidakstablian kondisi keamanan nasional adalah reaksi nyata menuntut transformasi secara fundamental.

  Banyak orang percaya revolusi adalah buah dari demokrasi, dimana rakyat memiliki hak untuk mengekspresikan pendapatnya. Pemberontakan di Mesir ini dianggap telah membangkitkan kembali semangat hubungan dasar dan historis antara massa pemberontak dan demokrasi. Namun apakah demokrasi ini berlaku bagi seluruh rakyat Mesir?

  Kenyataannya revolusi ini justru membuat 8 juta orang Kristen ketakutan. Di bulan Oktober 2011, 8 bulan setelah penggulingan Presiden Mubarak, 26 orang anggota Gereja Coptic terbunuh di Maspero. Ribuan orang Kristen turun ke jalan menuntut keadilan akibat pembakaran, pengrusakan bahkan usaha pemboman Gereja yang terjadi sebelumnya. Pasukan keamanan Mesir menembak secara membabi buta ke arah demonstran, bahkan 3 mobil baja polisi merangsek ke arah demonstran. Bahkan satu orang mati tergilas. Ironisnya, kejadian ini berlangsung setelah sekumpulan orang Muslim melemparkan batu dan bom molotov ke arah demonstran.

  Grup dibalik Revolusi di Mesir ini adalah Muslim Brotherhood (Ikhwanul Muslimin). Dibentuk di Mesir pada tahun 1928, IM adalah suatu gerakan Islam yang global dan revolusional yang didisain untuk membuka jalan bagi Khalifa Islam (Global Islamic Caliphate) dibawah hukum Shariah. Awalnya gerakan ini bertujuan untuk menyebarkan moral-moral dan pekerjaan-pekerjaan baik secara Islam, akan tetapi kemudian berubah dan ikut berpartisipasi di politik, terutama sekali perjuangan untuk menyingkirkan pengaruh Inggris dan negara Barat dari Mesir. Setelah usaha mereka untuk membunuh Preisden Gamal Abdul Naser di tahun 1954 gagal, IM dilarang eksis dan kemudian ribuan anggotanya dipenjara dan disiksa. Sejak saat itu IM bergerak bawah tanah.
IKhwanul Muslimin menyuarakan 5 garis fundamental:
*Allah adalah tujuan kami; Nabi Muhammad adlaah penuntun kami; Qur'an adalah konstitusi kami; Jihad adalah jalan kami; Martir bagi kebesaran Allah adalah ambisi terbesar kami.

  Ketakutan orang-orang Kristen di Mesir semakin nyata karena signal IM akan mengubah sistem pemerintahan yang sekuler menjadi Shariah telah menggaung di seluruh Mesir. Di bulan Januari 2012, Associated Press (AP) melaporkan bahwa "Grup fundamentalis ini telah meredakan isu akan legislasi secara Islamic, akan memfokus pada perbaikan ekonomi Mesir." Namun di bulan Februari 2012, Reuters menggambarkan situasi lain "sesudah berbulan-bulan meredam kritikus sekuler, politisi Islam di Tunisia dan Mesir telah mulai menandai bagaimana Muslim cenderung menginginkan agama lebih dari sebelumnya."

  Dengan tenggat waktu menuju politik, koalisi Tunisia dipimpin oleh partai reformis Islam Ennahda dan kepala persaudaraan Muslim Mesir yang berpengaruh menyatakan penekanan kuat pada Islam dalam pemerintahan. Partai tersebut juga menyatakan "menggunakan Shariah Islam sebagai dasar prinsip dari undang-undang akan menjamin kebebasan, keseimbangan sosial, konsultasi, hak azasi manusia dan bartabat semua orang baik laki-laki dan perempuan." Namun tidak dikatakan bagaimana ketat atau longgarnya peraturan terkait.

  Hingga saat ini setidaknya IM beroperasi di 80 negara termasuk USA. Ironisnya pemerintahan Obama menilai bahwa IM bukan gerakan radikal seperti yang dikatakan James Clapper (Director of National Intelligence) di bulan Februari 2011, "sebuah grup yang heterogen, sekuler dan jauh dari kekerasan." Hal ini kontradiksi dengan realita, dimana IM mendukung dan mempromosikan gerakan penggulingan kekuasaan otoriter secara radikal di Mesir, Libya bahkan di Siria.

  Populasi Kristen di Mesir yang berjumlah + 10% dari total, telah mengalami persekusi secara dramatis. Tekanan bahkan kekerasan yang lambat laun semakin meningkat mengakibatkan banyak orang Kristen yang melarikan diri dari Mesir. Rif'at Al-Said, pemimpin partai Al-Tagammu, sebuah partai sekuler progresif, setuju bahwa tidak ada pihak yang menjamin keamanan Coptic Christians, dan beberapa sudah meninggalkan Mesir. Ia berkata tentang 'perjanjian aneh' antara IM dengan Salifis, menggembar gemborkan Osama Bin Laden dan mengibarkan bendera Taliban, mencatat kemudian bahwa IM berdiri tanpa lawan terhadap 'Tentara Salib" di Tahrir Square.

Kamis, 01 Maret 2012

Sekelumit Tentang IDF (Israel Defense Forces)

By. Josua Sihotang
29 Februari 2012
Sumber : IGM




Situasi 1.
Misi anda adalah meledakkan sebuah rumah di dalam teritori musuh yang diduduki oleh teroris. Di dalam mereka menimbun amunisi yang besar yang semata-mata akan digunakan melawan negara anda. Beberapa detik  sebelum anda membom, anda menyadari dari pesawat anda bahwa orang-orang sedang berkumpul di atas rumah tersebut. Apa tindakan anda? Apakah anda tetap berencana membom rumah itu dan beresiko membunuh orang-orang lain? Apakah anda menunda misi tersebut? Anda punya '8 detik' untuk memutuskan.

Situasi 2.
Misi anda menembakkan misil dan menghancurkan sebuah jeep yang membawa sebuah grup teroris yang telah membunuh banyak rakyat anda. Tiba-tiba jeep tersebut mulai bergerak ke arah sebuah gedung di daerah teritori musuh. Anda tidak tahu menahu mengenai gedung itu. Apakah gedung itu sebuah gedung sekolah? Rumah penampungan? Siapakah di dalam? Apa yang harus anda lakukan? Apakah anda membom kendaraan tersebut dan meresiko pembunuhan banyak orang? Apakah anda menunda misi? Anda hanya punya 8 detik untuk memutuskan.

Situasi 3.
Misi anda membunuh satu teroris yang dikenali di dalam teritori lawan yang melarikan diri dengan senjata AK-47 nya. Ia tahu lokasi anda, tiba-tiba ia lari memutar  ke sebuah grup anak-anak yang sedang menunggu bus sekolah. Dengan tangan kanannya, ia merenggut seorang anak dan menjatuhkannya ke tanah. AK-47 di tangan, anak di tangan lain, ia lari berlindung di antara kerumunan, menggunakan anak itu sebagai tameng. Apa yang anda akan lakukan? Apakah anda menembak dan beresiko membunuh anak tersebut? Apakah anda menunda misi? Anda hanya punya kurang dari 8 detik untuk memutuskan.

   Semua contoh di atas adalah situasi riil yang dialami anggota militer Israel setiap hari. Di setiap kasus, pasukan Israel diwajibkan bertindak untuk mencegah adanya korban sipil Palestina. Bahkan, lebih dari 600 orang melihat langsung cuplikan film dari 3 situasi tersebut. Seperti diketahui, 600 juta Muslim mengelilingi 5,6 juta Yahudi Israel. Jadi, Israel harus selalu bertempur untuk melindungi dirinya sendiri dari musuh yang dipersenjatai lengkap yang bersumpah untuk menghancurkan Israel.

   Sebagai tambahan singkat, Israel Defense Force (IDF) adalah angkatan bersenjata untuk Israel, dalam bahasa Ibrani secara akronim Tzahal. Terdiri dari  angkatan darat, angkatan udara dan angkatan laut, IDF adalah sayap militer satu-satunya dari Israeli Security Forces. IDF tidak memiliki jurisdiksi sipil di dalam Israel sendiri, dan dikepalai oleh Panglima Angkatan Bersenjata Ramatkal, subordinat ke Menteri Pertahanan Israel Ray Aluf Benny Gantz. IDF dibentuk menyusul pengesahan 'State of Israel', setelah Menteri Pertahanan dan Perdana Menteri David Ben-Gurion menyerukan perintah pada tanggal 26 Mei 1948. Perintah itu adalah untuk mengesahkan IDF dan membubarkan semua angkatan bersenjata Yahudi lainnya. IDF berbeda dibandingkan dengan mayoritas angkatan bersenjata lain di dunia. Perbedaan tersebut termasuk wajib militer untuk wanita dan strukturnya, dimana menekankan relasi yang dekat diantara angkatan darat, laut dan udara. IDF juga adalah satu dari institusi terkemuka di Israel yang memiliki pengaruh terhadap ekonomi negara, kultur dan politik. Sejak dibentuk, IDF didisain untuk situasi keamanan Israel yang unik.

   Kol. Bentzi Gruber, seorang veteran IDF, memiliki 20.000 pasukan dibawah komandonya, telah banyak berkecimpung langsung dalam pertempuran, dan ia tahu betul bagaimana tekunnya Israel melindungi rakyat sipil lawan meskipun berita-berita di media melaporkan sebaliknya bahwa rakyat Israel  adalah pembunuh. Dalam usahanya membawa kebenaran, ia mempresentasikan "Etika di Lapangan" dalam satu kunjungannya di New Jersey, US. Ia menggunakan lokasi area yang disorot langsung dari pesawat Israel (drone), dalam banyak kasus film semacam ini sering direkam orang-orang Palestina disaat misi bom bunuh diri sedang berlangsung.

   "Kami tidak ingin membunuh orang sipil," kata Gruber. Jadi berdasarkan situasi 1, dimana sebuah gedung di Gaza menjadi target, para pasukan IDF menjatuhkan dari helikopter ribuan selebaran dalam beberapa bahasa, 48 jam sebelum penyerangan dilakukan. Hal itu dimaksudkan untuk memberitahu rakyat Palestina ketika gedung itu akan dibom dan menganjurkan mereka untuk mengevakuasi diri. Setelah itu, pasukan Israel menelpon dan mengirimkan pesan sms. Biasanya mereka memperoleh sejumlah orang-orang di antara lingkungan mereka sendiri. Ini adalah standart prosedur Israel.

"Tak terpikirkan," kata Gruber, "bagi sebuah pasukan untuk memberitahu lawan sebelumnya ketika anda akan menyerang. akan tetapi kami melakukannya untuk mencegah kehancuran total. Kami meresikokan nyawa kami untuk melindungi orang Palestina."
Meskipun begitu, rakyat Palestina tahu bagaimana mengambil kesempatan dari belas kasihan Israel. Ketika mendekati waktu penyerangan, mereka berkumpul di atas atap dari gedung yang ditargetkan, karena mereka tahu bahwa IDF takkan melakukan pengeboman. Jadi Israel menciptakan sebuah prosedur yang dinamakan "knocking on the roof." Ditembakkan sebuah roket pada puncak atap sebagai tanda warning bahwa bom yang lebih besar akan segera datang. Dengan cara demikian orang Palestina akan menyebar.

   Dalam situasi 2, ketika jeep yang terisi teroris berputar ke arah carport, pasukan Israel yang bertugas mempunyai 8 detik untuk mengalihkan roket; dan meledak di daerah tandus. "Ini terjadi berulang kali," lanjut Gruber. Akibatnya teroris bisa melarikan diri. "Kami ambil resiko tersebut. Sasarannya bukan untuk membalas dendam, akan tetapi untuk mencegah teroris itu dari tindakan yang akan dilakukan suatu hari nanti."

  Di situasi 3, teroris yang merenggut anak kecil itu juga bisa melarikan diri. Ketika teroris tahu bahwa mereka sedang dibuntuti di jalan, "mereka mengirimkan anak-anak Palestina keluar untuk bermain sepakbola karena mereka tahu bahwa mereka tidak akan ditembak," demikian kata Gruber. Ia menjelaskan bahwa Israel memiliki 2 aturan utama mencegah kehancuran total: (1) gunakan kekuatan hanya untuk menyelesaikan misi dan (2) jangan sakiti yang tak bersalah - artinya wanita, anak-anak, rakyat sipil dan orang yang tak ikut berperang.
Meskipun demikian, menjelaskan siapa saja orang yang tak ikut berperang tidaklah selalu mudah. Orang Palestina, kata Gruber, sengaja menggunakan jeans, T-shirts, dan apa saja yang membuat mereka tak terdeteksi di antara kerumunan. Mereka tidak berpakaian seperti pasukan tentara, seperti pasukan Israel. Kemudian, ketika salah seorang terbunuh atau terluka, mereka seketika itu membuang senjata mereka dengan dalih seakan-akan IDF menembak rakyat sipil yang tidak bersenjata. Itu semua terdapat di film.

   Gruber juga menunjukkan rekaman dari - yang umumnya - sebuah kamar mandi di dalam sebuah rumah di Gaza Strip hingga Pasukan IDF  membongkar bak mandinya, dan terdapat sebuah lorong dan ratusan bahan peledak, termasuk liquid TNT. Penghuni tersebut juga membuat jebakan di dapur. Smuggling-tunnels (lorong-lorong penyelundupan) adalah bisnis besar. 4 keluarga  di Rafah, daerah selatan dari Gaza Strip, mempunyai 900 tunnels yang begitu besar hingga orang Palestina dapat mengemudi kendaraan membawa alat-alat persenjataan. "Lorong-lorong itu seperti Holland Tunnel" di kota New York, kata Gruber.

   Gruber juga menunjukkan cuplikan film dari mobil - yang dicap - Ambulance UN (PBB) dimana terdapat 2 teroris di dalamnya. 7 orang lagi dengan senjata juga ikut naik. Ia berkata bahwa PBB memberikan dana bantuan di Gaza sebesar $1,3 miliar per tahun, dan disamping itu juga diberikan gaji bagi pengemudi Ambulance plus bahan bakarnya. "Kami mengrimkan banyak ke Gaza," kata Gruber., "termasuk makanan dan obat-obatan. 35% dari saluran listrik di Gaza diperoleh dari pusat listrik Ashkelon Israel, dimana mereka juga berusaha setiap hari untuk menghancukannya dengan roket.

   Negara kecil Yahudi tidak akan berkompromi dengan prinsipnya atau membungkuk terhadap teroris. Kol. Gruber berkata, paska-trauma stres adalah masalah serius, dan negara kehilangan 45 pasukannya per tahun akibat bunuh diri - hampir sama dengan 2500 pasukan Amerika. Kebanyakan karena kehancuran total yang tak terhindarkan sehingga mereka tak dapat hidup dengan memori gelap itu. "Ketika anda membunuh seorang tak bersalah, anda membawa orang tersebut di pundak anda selama hidup," kata Gruber.

   Bahkan, Kol. Gruber membentuk sebuah organisasi bernama Chesed (bahasa Ibrani berarti "kebaikan hati" atau "belas kasihan") di lapangan dimana misinya untuk mengumpulkan para pasukan IDF dengan orang-orang yang terluka atau lemah untuk berbagi pengalaman dan inspirasi. "Ketika pasukan kami adalah orang-orang baik, saaat itulah ketika kami memiliki pasukan kuat dan dapat melindungi negara," Gruber katakan di websitenya (bentzigruber.com). Lanjutnya, "Ketika anda mendengar kebohongan, anda butuh semangat untuk berdiri tegak. Adlaah sebuah kebanggaan bagi saya, berada di IDF untuk melindungi keluarga saya, melindungi Israel dan melindungi dunia barat."