Kamis, 01 Maret 2012

Sekelumit Tentang IDF (Israel Defense Forces)

By. Josua Sihotang
29 Februari 2012
Sumber : IGM




Situasi 1.
Misi anda adalah meledakkan sebuah rumah di dalam teritori musuh yang diduduki oleh teroris. Di dalam mereka menimbun amunisi yang besar yang semata-mata akan digunakan melawan negara anda. Beberapa detik  sebelum anda membom, anda menyadari dari pesawat anda bahwa orang-orang sedang berkumpul di atas rumah tersebut. Apa tindakan anda? Apakah anda tetap berencana membom rumah itu dan beresiko membunuh orang-orang lain? Apakah anda menunda misi tersebut? Anda punya '8 detik' untuk memutuskan.

Situasi 2.
Misi anda menembakkan misil dan menghancurkan sebuah jeep yang membawa sebuah grup teroris yang telah membunuh banyak rakyat anda. Tiba-tiba jeep tersebut mulai bergerak ke arah sebuah gedung di daerah teritori musuh. Anda tidak tahu menahu mengenai gedung itu. Apakah gedung itu sebuah gedung sekolah? Rumah penampungan? Siapakah di dalam? Apa yang harus anda lakukan? Apakah anda membom kendaraan tersebut dan meresiko pembunuhan banyak orang? Apakah anda menunda misi? Anda hanya punya 8 detik untuk memutuskan.

Situasi 3.
Misi anda membunuh satu teroris yang dikenali di dalam teritori lawan yang melarikan diri dengan senjata AK-47 nya. Ia tahu lokasi anda, tiba-tiba ia lari memutar  ke sebuah grup anak-anak yang sedang menunggu bus sekolah. Dengan tangan kanannya, ia merenggut seorang anak dan menjatuhkannya ke tanah. AK-47 di tangan, anak di tangan lain, ia lari berlindung di antara kerumunan, menggunakan anak itu sebagai tameng. Apa yang anda akan lakukan? Apakah anda menembak dan beresiko membunuh anak tersebut? Apakah anda menunda misi? Anda hanya punya kurang dari 8 detik untuk memutuskan.

   Semua contoh di atas adalah situasi riil yang dialami anggota militer Israel setiap hari. Di setiap kasus, pasukan Israel diwajibkan bertindak untuk mencegah adanya korban sipil Palestina. Bahkan, lebih dari 600 orang melihat langsung cuplikan film dari 3 situasi tersebut. Seperti diketahui, 600 juta Muslim mengelilingi 5,6 juta Yahudi Israel. Jadi, Israel harus selalu bertempur untuk melindungi dirinya sendiri dari musuh yang dipersenjatai lengkap yang bersumpah untuk menghancurkan Israel.

   Sebagai tambahan singkat, Israel Defense Force (IDF) adalah angkatan bersenjata untuk Israel, dalam bahasa Ibrani secara akronim Tzahal. Terdiri dari  angkatan darat, angkatan udara dan angkatan laut, IDF adalah sayap militer satu-satunya dari Israeli Security Forces. IDF tidak memiliki jurisdiksi sipil di dalam Israel sendiri, dan dikepalai oleh Panglima Angkatan Bersenjata Ramatkal, subordinat ke Menteri Pertahanan Israel Ray Aluf Benny Gantz. IDF dibentuk menyusul pengesahan 'State of Israel', setelah Menteri Pertahanan dan Perdana Menteri David Ben-Gurion menyerukan perintah pada tanggal 26 Mei 1948. Perintah itu adalah untuk mengesahkan IDF dan membubarkan semua angkatan bersenjata Yahudi lainnya. IDF berbeda dibandingkan dengan mayoritas angkatan bersenjata lain di dunia. Perbedaan tersebut termasuk wajib militer untuk wanita dan strukturnya, dimana menekankan relasi yang dekat diantara angkatan darat, laut dan udara. IDF juga adalah satu dari institusi terkemuka di Israel yang memiliki pengaruh terhadap ekonomi negara, kultur dan politik. Sejak dibentuk, IDF didisain untuk situasi keamanan Israel yang unik.

   Kol. Bentzi Gruber, seorang veteran IDF, memiliki 20.000 pasukan dibawah komandonya, telah banyak berkecimpung langsung dalam pertempuran, dan ia tahu betul bagaimana tekunnya Israel melindungi rakyat sipil lawan meskipun berita-berita di media melaporkan sebaliknya bahwa rakyat Israel  adalah pembunuh. Dalam usahanya membawa kebenaran, ia mempresentasikan "Etika di Lapangan" dalam satu kunjungannya di New Jersey, US. Ia menggunakan lokasi area yang disorot langsung dari pesawat Israel (drone), dalam banyak kasus film semacam ini sering direkam orang-orang Palestina disaat misi bom bunuh diri sedang berlangsung.

   "Kami tidak ingin membunuh orang sipil," kata Gruber. Jadi berdasarkan situasi 1, dimana sebuah gedung di Gaza menjadi target, para pasukan IDF menjatuhkan dari helikopter ribuan selebaran dalam beberapa bahasa, 48 jam sebelum penyerangan dilakukan. Hal itu dimaksudkan untuk memberitahu rakyat Palestina ketika gedung itu akan dibom dan menganjurkan mereka untuk mengevakuasi diri. Setelah itu, pasukan Israel menelpon dan mengirimkan pesan sms. Biasanya mereka memperoleh sejumlah orang-orang di antara lingkungan mereka sendiri. Ini adalah standart prosedur Israel.

"Tak terpikirkan," kata Gruber, "bagi sebuah pasukan untuk memberitahu lawan sebelumnya ketika anda akan menyerang. akan tetapi kami melakukannya untuk mencegah kehancuran total. Kami meresikokan nyawa kami untuk melindungi orang Palestina."
Meskipun begitu, rakyat Palestina tahu bagaimana mengambil kesempatan dari belas kasihan Israel. Ketika mendekati waktu penyerangan, mereka berkumpul di atas atap dari gedung yang ditargetkan, karena mereka tahu bahwa IDF takkan melakukan pengeboman. Jadi Israel menciptakan sebuah prosedur yang dinamakan "knocking on the roof." Ditembakkan sebuah roket pada puncak atap sebagai tanda warning bahwa bom yang lebih besar akan segera datang. Dengan cara demikian orang Palestina akan menyebar.

   Dalam situasi 2, ketika jeep yang terisi teroris berputar ke arah carport, pasukan Israel yang bertugas mempunyai 8 detik untuk mengalihkan roket; dan meledak di daerah tandus. "Ini terjadi berulang kali," lanjut Gruber. Akibatnya teroris bisa melarikan diri. "Kami ambil resiko tersebut. Sasarannya bukan untuk membalas dendam, akan tetapi untuk mencegah teroris itu dari tindakan yang akan dilakukan suatu hari nanti."

  Di situasi 3, teroris yang merenggut anak kecil itu juga bisa melarikan diri. Ketika teroris tahu bahwa mereka sedang dibuntuti di jalan, "mereka mengirimkan anak-anak Palestina keluar untuk bermain sepakbola karena mereka tahu bahwa mereka tidak akan ditembak," demikian kata Gruber. Ia menjelaskan bahwa Israel memiliki 2 aturan utama mencegah kehancuran total: (1) gunakan kekuatan hanya untuk menyelesaikan misi dan (2) jangan sakiti yang tak bersalah - artinya wanita, anak-anak, rakyat sipil dan orang yang tak ikut berperang.
Meskipun demikian, menjelaskan siapa saja orang yang tak ikut berperang tidaklah selalu mudah. Orang Palestina, kata Gruber, sengaja menggunakan jeans, T-shirts, dan apa saja yang membuat mereka tak terdeteksi di antara kerumunan. Mereka tidak berpakaian seperti pasukan tentara, seperti pasukan Israel. Kemudian, ketika salah seorang terbunuh atau terluka, mereka seketika itu membuang senjata mereka dengan dalih seakan-akan IDF menembak rakyat sipil yang tidak bersenjata. Itu semua terdapat di film.

   Gruber juga menunjukkan rekaman dari - yang umumnya - sebuah kamar mandi di dalam sebuah rumah di Gaza Strip hingga Pasukan IDF  membongkar bak mandinya, dan terdapat sebuah lorong dan ratusan bahan peledak, termasuk liquid TNT. Penghuni tersebut juga membuat jebakan di dapur. Smuggling-tunnels (lorong-lorong penyelundupan) adalah bisnis besar. 4 keluarga  di Rafah, daerah selatan dari Gaza Strip, mempunyai 900 tunnels yang begitu besar hingga orang Palestina dapat mengemudi kendaraan membawa alat-alat persenjataan. "Lorong-lorong itu seperti Holland Tunnel" di kota New York, kata Gruber.

   Gruber juga menunjukkan cuplikan film dari mobil - yang dicap - Ambulance UN (PBB) dimana terdapat 2 teroris di dalamnya. 7 orang lagi dengan senjata juga ikut naik. Ia berkata bahwa PBB memberikan dana bantuan di Gaza sebesar $1,3 miliar per tahun, dan disamping itu juga diberikan gaji bagi pengemudi Ambulance plus bahan bakarnya. "Kami mengrimkan banyak ke Gaza," kata Gruber., "termasuk makanan dan obat-obatan. 35% dari saluran listrik di Gaza diperoleh dari pusat listrik Ashkelon Israel, dimana mereka juga berusaha setiap hari untuk menghancukannya dengan roket.

   Negara kecil Yahudi tidak akan berkompromi dengan prinsipnya atau membungkuk terhadap teroris. Kol. Gruber berkata, paska-trauma stres adalah masalah serius, dan negara kehilangan 45 pasukannya per tahun akibat bunuh diri - hampir sama dengan 2500 pasukan Amerika. Kebanyakan karena kehancuran total yang tak terhindarkan sehingga mereka tak dapat hidup dengan memori gelap itu. "Ketika anda membunuh seorang tak bersalah, anda membawa orang tersebut di pundak anda selama hidup," kata Gruber.

   Bahkan, Kol. Gruber membentuk sebuah organisasi bernama Chesed (bahasa Ibrani berarti "kebaikan hati" atau "belas kasihan") di lapangan dimana misinya untuk mengumpulkan para pasukan IDF dengan orang-orang yang terluka atau lemah untuk berbagi pengalaman dan inspirasi. "Ketika pasukan kami adalah orang-orang baik, saaat itulah ketika kami memiliki pasukan kuat dan dapat melindungi negara," Gruber katakan di websitenya (bentzigruber.com). Lanjutnya, "Ketika anda mendengar kebohongan, anda butuh semangat untuk berdiri tegak. Adlaah sebuah kebanggaan bagi saya, berada di IDF untuk melindungi keluarga saya, melindungi Israel dan melindungi dunia barat."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar