Rabu, 24 April 2013

PM Jerman : "Bangsa-Bangsa Uni Eropa Harus Bersiap Menyerahkan Hak-Hak Berdaulatnya"

24 April 2013
Sumber : Reuters


Perdana Menteri Jerman Angela Merkel Senin minggu kemarin berkata, bahwa dalam upaya Uni Eropa untuk mengatasi krisis ekonominya, anggota-anggota zona eropa sebaiknya bersiap untuk "menyerahkan kontrol atas domain kebijakan tertentu ke lembaga-lembaga Eropa," demikian dilansir Reuters (Catatan Editor : Kutipan tersebut adalah kesimpulan apa yang dikatakan Merkel, bukan kata-kata sebenarnya).
"Kita seakan-akan menemukan solusi di saat kita menatap ke jurang," kata Merkel di sela-sela sebuah acara yang dituanrumahi oleh Deutsche Bank di Berlin. "Akan tetapi tepat setelah tekanan berlalu, orang-orang ingin pergi dengan cara mereka sendiri."
"Kita ingin bersiap untuk menerima bahwa Eropa berada pada kondisi genting di beberapa bagian. Jika tidak kita takkan bisa terus membangun Eropa," ia tambahkan.

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, yang juga berbicara pada event itu, memberikan pengecualian dari apa yang disampaikan Merkel. Ia menjelaskan bahwa akan menjadi "berbahaya" jika negara-negara Uni Eropa lain merasa Jerman memaksakan model ekonominya keseluruh blok," dikutip Reuters.

Kanselir Jerman dengan nada datar menyatakan bahwa hal ini tak akan terjadi. Ia juga berkata bahwa masyarakat majemuk Eropa dan kulturnya harus mengorientasikan dirinya kearah "best practices."
"Artinya Jerman  menyetujui suatu single market untuk servis, pasar tenaga kerja umumnya dan sistem-sistem jaminan sosial yang kompatibel lagi, sehingga bangsa Eropa dapat bergerak dari satu negara bagian ke lainnya tanpa kawatir akan pensiunnya," demikian ditambahkan.

Merkel dalam kutipannya juga membela pendekatan Jerman terhadap krisis ekonomi Uni Eropa, dengan argumentasi bahwa kritikannnya jelas salah jika mereka menuduhnya terlalu menekan program rencana penghematan (austeriti).

Merkel berkata, "Eropa harus menemukan cara bagi finansial yang solid dan bertumbuh."
Pemimpin-pemimpin negara-negara Eropa akan bertemu kembali di Brussels Belgia pada bulan Juni untuk mendiskusikan penetapan "fiscal union". Hal itu dipercaya, bahwa pertemuan "fiscal union" itu akan terbukti tidak produktif, umumnya karena perbedaan-perbedaan antara orang-orang Jerman yang pro-austeriti dan pemerintah Sosialis Perancis.
Akhir-akhir ini seringkali chaos terjadi di Eropa. Uni Eropa harus membuat aturan dan negara-negara tersebut seharusnya berlandaskan pada aturan ini. Pernyataan Merkel sepertinya adalah cara taktis untuk meredam pasar obligasi.

Di lain puhak, Inggris dan Belanda protes terhadap pengaruh institusi-institusi Eropa yang masif. Meskipun demikian, kekuatan Eropa tidak begitu mempengaruhi Angela Merkel. Dibutuhkan sebuah pengorbanan besar dari kedaulatan nasional.

Anshu Jain, CEO dari Deutsche Bank
tampaknya berada di luar dunia lain, karena ia justru memuji Merkel hingga ke langit walaupun melihat keadaan chaos yang berlangsung di Eropa: "Jika saat ini saya travel ke Eropa dan Amerika, investor-investor yang skeptis pun mengganggap zona Eropa tidak lagi beresiko bahaya serius. Dan itu hal yang bagus."

Hal ini mungkin bahwa Merkel ingin euro tetap berputar  hingga memunculkan keputusan bahwa Jerman dapat membuat loncatan dari euro sehingga orang lain juga ikut berpartisipasi.
Munculnya Partai anti-euro AFD dapat berguna. Berdasarkan survei terakhir dari Handelsblatt, 19% orang Jerman memilih Partai ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar