Jumat, 03 Mei 2013

Pentagon Membayar Cina Untuk Pelayanan Data

2 Mei 2013
Sumber : wired.com

















Minggu kemarin, dinyatakan bahwa Pentagon menandatangani $10 juta satu tahun kontrak penggunaan satelit Cina untuk komunikasi dan sharing data pendukung bagi pejuang-pejuang perang di Afrika.

Pada tanggal 25 april lalu Doug Loverro, Asisten Deputi Sekretaris untuk Kebijakan Luar Angkasa, bersaksi di depan subkomite strategi pertahanan Amerika, bahwa kontrak dengan perusahaan Cina tersebut sudah diisukan sejak tahun kemarin. Kontraknya berlaku mulai 14 mei, dan kemungkinan dapat diperbaharui.

"Si pejuang perang butuh komunikasi satelit pendukung di area operasi. Ia mendatangi Agen Sistem Informasi Pertahanan untuk memohon dukungan," demikian katanya.
Provider yang bisa sesuai dengan bandwith yang dibutuhkan hanya perusahaan Komunikasi Satelit Cina, dimana dikontrol oleh negara.

"Kami mengakui bahwa ada kekawatiran di sejumlah komunitas dalam penggunaan satelit Cina untuk pejuang kita dan, seperti yang saya ekspresikan, kita juga melihat mereka butuh support dan sesekali kita harus ke satu-satunya tempat yang kita bisa dapatkan," kata Loverro, juga para komandan lapangan mengetahui hal ini.

Dilaporkan bahwa satelit Cina yang digunakan adalah Apstar-7 dan memberikan gambaran akurat mengapa militer bergantung kepada satelit dimana ada kecendurangan negatif akan keamanan informasi.

Setiap drone (pesawat mata-mata) baru yang diluncurkan dan setiap pasukan baru dengan radio satelit menciptakan pengaruh besar pada bandwith. Pentagon telah menyewa bandwith dari perusahaan komersial lebih dari satu dekade. Dan dekade berikutnya seharusnya perlu melakukan perjanjian-perjanjian komersil lainnya. Di bulan maret, Angkatan Bersenjata mengumumkan mencari firma satelit baru untuk menolong komunikasi pasukan troop di Afganistan. Berdasarkan studi Intel 2008 - satu dari reportasi publik berkaitan dengan hal itu - tuntutan penyediaan komunikasi satelit dapat bertambah dari sekitar 30 GB per detik hingga 80 GB satu dekade dari sekarang.

Negara Cina bersikap seimbang dalam hal itu - terutama mengenai Afrika, dimana Beijing memiliki bisnis besar interes strategik. Di tahun 2012, Cina untuk pertama kali meluncurkan banyak roket ke angkasa dibandingkan Amerika - termasuk Chinasat 12 dan Apstar-7.

Wired melaporkan, peneliti Heritage Foundation Dean Cheng berkata ia  terkejut dengan terbukanya rahasia Amerika menggunakan satelit Cina.

"Apakah ini beresiko? Yah, sejak satelit tersebut terbuka untuk dikontrak, Cina tahu siapa yang menggunakan transponder. Dan saya curiga mereka membuat salinan dari semuanya itu," kata dia.

Bahkan dengan encrypted data, Wired laporkan, bisa saja Cina menembus kode-kode sensitif data-data Militer Amerika. Resiko lain akan terjadi jika perusahaan Cina suatu saat menolak untuk melayani kebutuhan Amerika, meninggalkan pasukan-pasukan dalam keadaan buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar